> >

Ini Alasan AS Tidak Veto Resolusi Dewan Keamanan PBB yang Menuntut Gencatan Senjata Israel di Gaza

Kompas dunia | 26 Maret 2024, 06:45 WIB
Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar dan Perwakilan Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, memilih untuk abstain ketika Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi gencatan senjata di Gaza selama bulan suci Ramadan, yang merupakan tuntutan pertama untuk menghentikan pertempuran, Senin, 25 Maret 2024. (Sumber: AP Photo)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Suara setuju melintasi koridor Dewan Keamanan PBB Senin, (25/3/2024) di New York, Amerika Serikat (AS). Keputusan bersejarah telah diambil.

Dengan perbandingan suara 14 setuju, 0 menolak dan 1 abstain, yaitu AS, resolusi yang menuntut gencatan senjata segera Israel di Gaza selama bulan suci Ramadan akhirnya disahkan.

Namun, ada satu hal yang membedakan resolusi ini dari yang sebelumnya: Amerika Serikat, negara adidaya yang biasanya menekan tombol veto, memilih untuk abstain.

Sorotan utama resolusi adalah tuntutan gencatan senjata di bulan suci Ramadan, pembebasan segera tawanan tanpa syarat, dan kebutuhan memperluas aliran bantuan ke wilayah Gaza yang terluka parah.

Duta besar AS di Dewan Keamanan PBB, Linda Thomas-Greenfield menyampaikan resolusi ini adalah dukungan terhadap upaya diplomatik yang dipimpin oleh AS, Qatar, dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan dan memastikan pembebasan semua tawanan, serta membantu meredakan penderitaan warga Palestina di Gaza.

"Amerika Serikat sepenuhnya mendukung tujuan kritis ini," ujar Linda Thomas-Greenfield.

"Sebenarnya, itu adalah dasar dari resolusi yang kami ajukan minggu lalu, namun diveto Rusia dan Cina."

Namun, pertanyaan yang mengemuka adalah mengapa AS memilih untuk abstain daripada menggunakan hak veto, yang biasanya mereka gunakan untuk melindungi kepentingan dan posisi mereka.

Thomas-Greenfield memberikan jawaban tegas. Dia menuduh Hamas, kelompok perlawanan Palestina di Gaza sebagai penghambat perdamaian. Menurutnya, gencatan senjata bisa tercapai berbulan-bulan yang lalu jika Hamas bersedia melepaskan tawanan, namun kelompok tersebut dipandang AS lebih memilih untuk menghambat proses perdamaian.

"Sudah seharusnya gencatan senjata dapat terjadi 'bulan yang lalu' jika Hamas bersedia melepaskan tawanan," ujarnya, menegaskan keputusan AS untuk abstain pada resolusi tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU