> >

Majelis Umum PBB Setujui Resolusi Peringatan Tahunan Genosida Srebrenica 1995 walau Ditentang Serbia

Kompas dunia | 24 Mei 2024, 07:13 WIB
Bunga mawar di monumen dengan nama-nama korban genosida Srebrenica di Memorial Center, Potocari, Bosnia, Rabu, 22 Mei 2024. Pada 23 Mei, Majelis Umum PBB menetapkan 11 Juli sebagai Hari Internasional Refleksi dan Peringatan Genosida Srebrenica 1995. (Sumber: AP Photo)

Draf akhir resolusi menambahkan pernyataan yang menegaskan "komitmen tak tergoyahkan untuk mempertahankan stabilitas dan memupuk persatuan dalam keberagaman di Bosnia dan Herzegovina."

Termasuk dalam resolusi adalah keputusan Mahkamah Internasional tahun 2007, pengadilan tertinggi PBB, yang menyebut tindakan di Srebrenica merupakan genosida. Ini adalah genosida pertama di Eropa sejak Holocaust Nazi dalam Perang Dunia II yang menewaskan sekitar 6 juta orang Yahudi dan minoritas lainnya.

Duta Besar Jerman untuk PBB, Antje Leendertse, pekan lalu mengatakan ada peringatan resmi PBB untuk genosida Rwanda 1994 setiap 7 April, hari ketika pemerintah yang dipimpin Hutu mulai membunuh anggota minoritas Tutsi dan pendukung mereka. Draf resolusi ini bertujuan "untuk menutup kesenjangan" dengan menciptakan hari PBB terpisah "untuk memperingati korban Srebrenica," ujarnya.

Menachem Rosensaft, anak penyintas Holocaust yang merupakan profesor di Cornell Law School, hari Rabu kepada Associated Press mengatakan penetapan 11 Juli sebagai hari resmi peringatan genosida Srebrenica "adalah keharusan moral dan hukum."

Para korban Muslim Bosniak layak untuk memperingati kematian mereka dan cara kematian mereka. Srebrenica seharusnya menjadi daerah aman tetapi ditinggal lari penjaga perdamaian PBB asal Belanda, meninggalkan warga Muslim Bosniak yang mencari perlindungan di sana "untuk dibunuh di bawah pengawasan PBB," kata Rosensaft.

Richard Gowan, direktur PBB dari International Crisis Group, menyebut waktu pemungutan suara ini "tidak menguntungkan, mengingat tuduhan bahwa Israel sedang melakukan genosida di Gaza."

"Pemungutan suara ini akan menjadi kesempatan untuk lebih banyak teater politik," katanya kepada AP. "Saya menduga Rusia dan China akan membuat poin besar dengan bertanya mengapa pemerintah AS dan Eropa lebih fokus pada pembantaian di tahun 1990-an daripada pembunuhan di Gaza saat ini."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU