> >

China Bereaksi Keras terhadap Pernyataan G7, Menyebutnya Fitnah dan Penuh Arogansi

Kompas dunia | 18 Juni 2024, 14:24 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyebut pernyataan G7 memfitnah dan menyerang China, mengulang klise yang tanpa dasar fakta, hukum, dan moral, serta penuh arogansi, prasangka, dan kebohongan. (Sumber: Kementerian Luar Negeri China)

BEIJING, KOMPAS.TV - China bereaksi keras terhadap pernyataan para pemimpin negara-negara Kelompok 7 (G7) yang meminta Beijing berhenti mengirim komponen senjata ke Rusia.

Pada Senin (17/6/2024), Kementerian Luar Negeri China menyebut pernyataan akhir pertemuan G7 "penuh arogansi, prasangka, dan kebohongan".

Pertemuan para pemimpin G7 di Italia pekan lalu membahas hubungan perdagangan yang memburuk dengan China serta ketegangan yang timbul akibat perang di Ukraina dan masalah Laut China Selatan.

Pernyataan yang dirilis pada akhir pertemuan G7 pada Jumat (14/6/2024), mengkritik China atas banyak masalah.

Pernyataan itu menuduh Beijing mengirim bahan-bahan ke Rusia yang bisa digunakan untuk tujuan ganda dan membantu upaya Moskow dalam perang di Ukraina.

Pada Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan pernyataan itu "memfitnah dan menyerang China".

Ia menyebut pernyataan G7 "mengulang klise yang tanpa dasar fakta, hukum, dan moral, serta penuh arogansi, prasangka, dan kebohongan."

G7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Jerman, Kanada, Inggris, dan Italia, juga menargetkan apa yang disebut sebagai "penyusupan berbahaya" oleh China di Laut China Selatan.

Kekhawatiran akan eskalasi militer antara China dan negara-negara tetangganya meningkat. Pada Senin, kapal-kapal Filipina dan China bertabrakan di dekat Second Thomas Shoal, menurut Penjaga Pantai China.

"Kami menentang militerisasi, aktivitas koersif, dan intimidasi oleh China di Laut China Selatan," bunyi pernyataan G7, menggunakan bahasa yang lebih tegas dibandingkan pernyataan yang dikeluarkan pada pertemuan di Jepang pada 2023.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Straits Times, Kementerian Luar Negeri China


TERBARU