Saat PM Palestina Minta Tolong Gerakan Non-Blok Bertindak Nyata, Desak Israel Bertanggungjawab
Kompas dunia | 24 September 2024, 12:25 WIBNEW YORK, KOMPAS TV – Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Palestina, Mohammad Mustafa, hari Senin, 23 September 2024, meminta negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) untuk mengubah solidaritas mereka terhadap Palestina menjadi tindakan politik, diplomatik, dan hukum yang nyata.
Langkah ini bertujuan mengakhiri pendudukan Israel, membongkar sistem apartheid, dan mewujudkan kebebasan Palestina serta perdamaian yang adil dan abadi.
Permintaan Mustafa itu disampaikan pada Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok yang digelar di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-79 di New York. Konferensi ini fokus pada perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata dan menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina.
Dalam pidatonya, Mustafa menuntut pertanggungjawaban Israel serta penghentian semua hubungan dan transaksi dengan koloni ilegal serta transfer senjata.
PM Mustafa menekankan Israel tidak menyembunyikan agendanya untuk menghapuskan rakyat Palestina, warisan, identitas, dan keberadaan mereka di tanah nenek moyang mereka. Ia menyebut Israel secara terbuka mendukung pemindahan paksa, penindasan, dan genosida terhadap rakyat Palestina, serta tidak menyembunyikan ideologi rasisnya, yang secara terbuka menerapkan rezim apartheid pada rakyat Palestina.
“Israel secara terbuka mendukung pengusiran paksa, penindasan, dan genosida terhadap rakyat Palestina. Mereka tidak menyembunyikan ideologi rasis mereka dan secara terang-terangan memberlakukan rezim apartheid terhadap rakyat Palestina,” tegas Mustafa.
Mustafa juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gerakan Non-Blok atas dukungan yang konsisten terhadap perjuangan Palestina.
"Gerakan Non-Blok berada di garis depan solidaritas global dengan rakyat Palestina, ini adalah cerminan dari ikatan persaudaraan antara negara-negara kita serta sejarah perjuangan bersama untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan," ujarnya.
Baca Juga: Di Tengah Krisis Kemanusiaan Gaza, Indonesia Tegaskan Dukungan untuk UNRWA dan Rakyat Palestina
Dia menambahkan bahwa selama setahun terakhir, solidaritas ini ditunjukkan di berbagai forum internasional seperti Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum, Dewan Hak Asasi Manusia, Mahkamah Internasional, dan Pengadilan Pidana Internasional.
Mustafa menekankan Gerakan Non-Blok telah berulang kali menegaskan dukungannya melalui deklarasi yang dikeluarkan pada KTT dan pertemuan tingkat menteri, termasuk yang terbaru di Kampala, Uganda.
Dalam pidatonya, Mustafa menyoroti momen kritis bagi rakyat Palestina, menggambarkan situasi ini sebagai titik eksistensial terburuk sejak peristiwa Nakba 1948. Ia menegaskan hak-hak sah rakyat Palestina, termasuk hak untuk kembali dan menentukan nasib sendiri, terus ditolak, sementara mereka mengalami pengusiran paksa, pembersihan etnis, kolonisasi, penindasan, apartheid, dan genosida akibat pendudukan Israel.
Mustafa juga mengutuk kekejaman, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.
"Israel telah menyebabkan kematian, kehancuran, dan trauma yang tak terkatakan bagi rakyat kami di Jalur Gaza, secara brutal menyerang setiap aspek kehidupan dan mengubahnya menjadi kuburan massal bagi seluruh keluarga, serta menciptakan bencana kemanusiaan," katanya.
Populasi di Gaza, yang terjebak dalam pengepungan, menghadapi kelaparan, penyakit, dan penderitaan yang tak terbayangkan. Mustafa juga menyoroti rencana aneksasi Israel yang dipercepat, pencurian tanah dan sumber daya, pengusiran paksa rakyat Palestina, serta perluasan koloni ilegal.
Mustafa mengakhiri pidatonya dengan membahas peningkatan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel dan kolonialis ekstrem di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Situasi, menurutnya, semakin memburuk dari hari ke hari.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : WAFA Palestine