Konservasi Terumbu Karang ala PLN: Manfaatkan Listrik Arus Lemah untuk Proses Transplantasi
Sosial | 16 Agustus 2021, 02:05 WIBSalah satu nelayan setempat, Sutedjo, pun mengaku tangkapan ikannya semakin meningkat sejak pelaksanaan program konservasi tersebut.
"Sebelum diadakan program konservasi, sekali melaut hanya mendapatkan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Setelah program konservasi, penghasilan melaut meningkat menjadi Rp400 ribu hingga Rp500 ribu," ungkapnya.
Selain itu, konservasi terumbu karang juga berhasil mengambil peran dalam menjaga kebersihan air laut sehingga dapat membantu kinerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah tersebut.
Lebih jelasnya, sejak konservasi itu dikerahkan, volume sampah yang sebelumnya sering masuk ke water intake PLTU sudah mulai berkurang.
Baca Juga: Balai Konservasi: Tak Benarkan Memberi Makan Saat Menghadapi Satwa Liar
Kini PLN pun sudah memiliki 32 kawasan konservasi flora dan fauna beserta beragam genetiknya demi memelihara ekosistem di berbagai daerah di Indonesia.
Tak hanya konservasi terumbu karang maupun penanaman hutan mangrove, PLN juga memberikan perhatiannya kepada satwa-satwa endemik di Nusantara.
Seperti konservasi tarsius, penyu, dan burung endemik asli Papua, serta berbagai satwa langka lain yang ada di Indonesia.
Dalam menggelar kegiatan konservasi, PLN menggelontorkan dana senilai Rp5,2 miliar sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan pilar lingkungan.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Antara