Konservasi Terumbu Karang ala PLN: Manfaatkan Listrik Arus Lemah untuk Proses Transplantasi
Sosial | 16 Agustus 2021, 02:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Siapa sangka, arus listrik lemah dapat dimanfaatkan untuk menjaga kelestarian biota laut, khususnya terumbu karang.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN pun baru saja melakukan aksi transplantasi terumbu karang di Pantai Sebalang, Kabupaten Lampung Selatan dengan menggunakan listrik arus lemah.
Menurut Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, listrik arus lemah mampu mempercepat pertumbuhan terumbu karang.
Bahkan, pertumbuhan terumbu karang bisa menjadi dua kali lipat lebih cepat dari kondisi normal apabila saat proses transplantasinya memakai listrik arus lemah.
Baca Juga: KKP Serahkan Bantuan ke Kelompok Konservasi Terumbu Karang Senilai Rp 199 Juta
"Program konservasi ini dilaksanakan secara berkelanjutan dengan menggunakan inovasi teknologi kelistrikan dalam transplantasi terumbu karang yang dinamakan sistem biorock," terang Agung dalam keterangannya, Minggu (15/8/2021).
Agung mengungkapkan, program itu telah meningkatkan tutupan terumbu karang di Pantai Sebalang dari yang sebelumnya hanya 11,65 persen pada 2016 menjadi 61 persen pada 2021.
Dengan begitu, jumlah ikan di sekitar lokasi konservasi terumbu karang pun naik sehingga berdampak pula pada ekonomi nelayan setempat.
"Tak hanya itu, dengan adanya terumbu karang, maka bisa mempercantik pemandangan di dasar laut, juga akan menjadi objek wisata baru," tutur Agung.
Baca Juga: 50 Gajah Selamat dari Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Konservasi Padang Sugihan
Salah satu nelayan setempat, Sutedjo, pun mengaku tangkapan ikannya semakin meningkat sejak pelaksanaan program konservasi tersebut.
"Sebelum diadakan program konservasi, sekali melaut hanya mendapatkan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Setelah program konservasi, penghasilan melaut meningkat menjadi Rp400 ribu hingga Rp500 ribu," ungkapnya.
Selain itu, konservasi terumbu karang juga berhasil mengambil peran dalam menjaga kebersihan air laut sehingga dapat membantu kinerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah tersebut.
Lebih jelasnya, sejak konservasi itu dikerahkan, volume sampah yang sebelumnya sering masuk ke water intake PLTU sudah mulai berkurang.
Baca Juga: Balai Konservasi: Tak Benarkan Memberi Makan Saat Menghadapi Satwa Liar
Kini PLN pun sudah memiliki 32 kawasan konservasi flora dan fauna beserta beragam genetiknya demi memelihara ekosistem di berbagai daerah di Indonesia.
Tak hanya konservasi terumbu karang maupun penanaman hutan mangrove, PLN juga memberikan perhatiannya kepada satwa-satwa endemik di Nusantara.
Seperti konservasi tarsius, penyu, dan burung endemik asli Papua, serta berbagai satwa langka lain yang ada di Indonesia.
Dalam menggelar kegiatan konservasi, PLN menggelontorkan dana senilai Rp5,2 miliar sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan pilar lingkungan.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Antara