> >

Indonesia Tempati Peringkat ke-7 Dunia Kasus Diabetes Terbanyak, Pakar: Kurangi Makan Nasi

Kesehatan | 20 Desember 2021, 21:42 WIB
Beras merah memiliki Indeks Glikemik (GI) yang lebih rendah daripada nasi putih. GI adalah parameter yang mengukur dampak makanan terhadap kadar gula darah. (Sumber: pixabay.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Mengurangi konsumsi nasi dapat mengurangi potensi diabetes. Namun, lebih jauh lagi, ternyata membantu juga dalam menyelamatkan lingkungan karena mencegah dari banyaknya alih fungsi lahan dari hutan menjadi sawah.

Hal tersebut dikemukakan oleh sejumlah pakar nutrisi dan kesehatan. Satu di antaranya yakni, Alvi Muldani sebagai dokter dan relawan di Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI).

Ia menuturkan, risiko diabetes selain didapat dari mengonsumsi nasi berlebih juga dari gaya hidup sedentari dan kegemukan.

"Menurut penelitian, orang yang mengonsumsi nasi 450 gram sehari dibandingkan yang mengonsumsi 150 gram memiliki risiko 20 persen lebih besar terkena diabetes," ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, Senin (20/12/2021), dikutip dari Antara.

Hal itu karena indeks glikemik tinggi pada nasi menyebabkan kenaikan gula dalam darah lebih cepat memicu pengeluaran insulin. Terlalu seringnya kadar insulin tubuh yang tinggi menyebabkan tubuh resisten terhadap insulin. Akibatnya, kadar gula dalam darah naik karena gula tidak diserap tubuh.

Kebutuhan insulin yang semakin tinggi juga bisa membuat pankreas kelelahan, sehingga lebih sedikit memproduksi insulin dan berakibat bertambah tingginya kadar gula dalam darah.

Bahkan dalam hal ini, Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia sebagai negara dengan kasus diabetes terbanyak.

Baca Juga: Jadi Barang Mahal di Luar Negeri, Batang Pohon Pisang Ternyata Bisa Obati Diabetes dan Darah Tinggi

Padahal, Indonesia memiliki beragam sumber karbohidrat selain nasi putih yang lebih minim risiko diabetes. Oleh karena itu, konsumsi nasi putih seharusnya dapat diselingi jenis karbohidrat lain.

Ada nasi merah dengan serat lebih baik. Ada pula sumber karbohidrat lain dengan indeks glikemik rendah, seperti sagu, kentang utuh, kacang-kacangan, dan sayur.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU