> >

Indonesia Tempati Peringkat ke-7 Dunia Kasus Diabetes Terbanyak, Pakar: Kurangi Makan Nasi

Kesehatan | 20 Desember 2021, 21:42 WIB
Beras merah memiliki Indeks Glikemik (GI) yang lebih rendah daripada nasi putih. GI adalah parameter yang mengukur dampak makanan terhadap kadar gula darah. (Sumber: pixabay.com)

Dampak Lingkungan

Sejalan dengan hal itu, food and nutrition scientist di Center for International Forestry Research (CIFOR) Mulia Nurhasan menyoroti, pola konsumsi di Indonesia memiliki dampak terhadap lingkungan, seperti mengonsumsi nasi tiga kali sehari dan makan dengan nasi sepiring penuh.

"Jika semua orang Indonesia punya pola makan seperti ini, negara memerlukan produksi beras yang semakin banyak. Sayangnya, produksi beras menghasilkan gas rumah kaca yang cukup tinggi, peningkatan gas rumah kaca yang terlalu tinggi telah menyebabkan perubahan iklim," jelas peneliti pangan dan nutrisi itu.

Merujuk pada informasi di Our World in Data yang merilis hasil penelitian, Mulia menjelaskan, produksi beras per kilogram menghasilkan 4,45 kilogram gas rumah kaca.

Nilai itu termasuk yang paling besar di antara tumbuhan pangan lainnya, seperti singkong yang menghasilkan sekitar 1,32 kilogram gas rumah kaca.

Masalah lainnya yang berdampak buruk adalah banyak lahan sawah sudah mulai menyusut. Menanam di lahan-lahan baru yang tidak cocok untuk tanaman padi bisa menciptakan masalah lingkungan dan sosial yang besar.

“Berusaha mengonsumsi pangan yang lestari menjadi penting agar setiap orang bisa berkontribusi langsung pada keberlanjutan sistem pangan, termasuk mengurangi efek rumah kaca,” tutur Mulia.

Baca Juga: Dosen IPB Bagikan Tips Masak Nasi Putih Rendah Gula, Ini Caranya

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU