Polda Sumut Temukan Fakta Baru Kasus Dugaan Penganiayaan di Kerangkeng Milik Bupati Langkat
Hukum | 8 Februari 2022, 14:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Polda Sumatera Utara menemukan fakta baru terkait penyelidikan dugaan penganiayaan di kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Paranginangin.
Fakta baru tersebut sejumlah kuburan di sejumlah titik yang ditemukan oleh polisi di kawasan lahan milik Terbit Paranginangin.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi menjelaskan penemuan kuburan tersebut hasil dari pengembangan pemeriksaan sejumlah saksi dan penelusuran lokasi kerangkeng manusia milik bupati Langkat nonaktif.
Baca Juga: Disebut Ada 3 Pelanggaran Pidana Soal Kerangkeng Manusia
Menurut Hadi diduga kuburan tersebut sebagai makam dari penghuni ruangan mirip sel tahanan yang menjadi korban tindak penganiayaan.
Kepolisian masih terus menyelidiki dan mendalami yang dalam ketereangan tertulis Hadi, Selasa (8/2/2022), disebutkan adanya, "dugaan penganiayaan hingga lebih dari satu prang tewas". Dan, dalam waktu dekat sejumlah saksi akan kembali dimintai keterangan, termasuk kuburan yang ditemukan penyidik.
Baca Juga: Komnas HAM Periksa Bupati Langkat Terkait Kerangkeng Manusia
Sejauh ini, Hadi dalam pernyataan tertulisnya memuat adanya sekitar 30 orang saksi yang dimintai keterangan.
Selain Polda Sumut, Komnas HAM ikut menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di kerangkeng manusia milik Terbit Paranginangin.
Senin (7/2/2022), Komnas HAM mendatangi KPK untuk mengklarifikasi sejumlah temuan yang didapat saat tim Komnas HAM meninjau dan memeriksa saksi-saksi di Langkat, Sumut.
Baca Juga: Usai Sita Rp2,1 Miliar, KPK Panggil Empat Saksi Kasus Korupsi Bupati Langkat
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan hasil investigasi, pihaknya menemukan mulai dari bentuk, pola hingga alat kekerasan di kerangkeng manusia milik Timur Paranginangin.
Termasuk hilangnya nyawa yang ditemukan tiga korban.
"Kami konfirmasi lagi karena potensial akan bertambah (korban)," ujar Chirul di gedung KPK, Senin.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV