Isak Tangis Zaenuri, Tak Percaya bisa Haji setelah 24 Hari Bergulat antara Hidup-Mati karena Covid
Agama | 15 Juni 2022, 05:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Isak tangis Muhammad Zaenuri (54), jemaah haji asal Pati, Jawa Tengah, tak terbendung saat menginjakkan kakinya di tanah suci. Air mat aitu pun menetes lagi saat ia berdoa di depan Kakbah.
Zaenuri akhirnya bisa berhaji, padahal sebelumnya ia merasa sudah tidak ada lagi kesempatan mengingat serangan Covid-19 yang menyebabkannya dirawat 24 hari dalam kondisi kritis di Rumah Sakit. Dia bergulat antara hidup dan mati.
Covid-19 membuatnya harus bergulat antara hidup dan mati di ruang perawatan intensif (ICU) selama 24 hari di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah.
Saat itu, Zaenuri dalam kondisi kritis dengan saturasi 75 di mana selang-selang terhubung dengan tubuhnya yang terbaring lemah di atas tempat tidur.
Dalam pikiran Zaenuri, waktunya sudah tidak lama lagi akan menghadap sang khalik, karena kondisinya yang begitu parah.
"Pengalaman saya di ICU itu luar biasa sekali, saya sudah terbayang akan dikuburkan oleh teman-teman," kata Zaenuri dikutip dari Antara, Rabu (15/6/2022).
Zaenuri sendiri bekerja di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati. Pasien COVID-19 yang meninggal biasanya diurus oleh petugas BPBD.
Dirawat selama 24 hari di ICU dan 4 hari selebihnya di ruang perawatan, Zaenuri membutuhkan waktu setahun untuk pemulihan hingga kembali sehat seperti semula. Total, sebulan ia meringkuk untuk menyembuhkan diri.
Terpapar COVID-19 dengan kondisi yang parah dan belum menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu berhaji, seharusnya ia dan istri, Suhartatik, berangkat haji pada 2020 setelah menunggu selama 10 tahun.
Namun keduanya harus menelan kecewa karena Pemerintah Arab Saudi menutup pintu bagi jamaah haji luar negeri, termasuk Indonesia karena pandemi.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara