Disdik Bekasi Berencana Keluarkan Surat Edaran Terkait Permainan Latto-Latto di Sekolah
Sosial | 14 Januari 2023, 08:30 WIBBEKASI, KOMPAS.TV - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi berencana mengeluarkan Surat Edaran terkait permainan latto-latto di sekolah.
Surat Edaran tersebut bersifat imbauan agar anak didik tidak membawa permainan yang kini digandrungi anak-anak
Sekretaris Disdik Bekasi Deded Kusmayadi menjelaskan meski permainan tersebut bersifat edukatif, namun cukup berbahaya dan berisiko untuk anak-anak.
Jika bandul latto-latto terlepas dari tangan dikhawatirkan terkena wajah akan mengakibatkan luka dalam.
Baca Juga: Permainan Latto-latto Digilai, Ratusan Anak di Samarinda Ikut Lomba Latto-latto di Pemandian Serayu
Selain itu suara permainan tersebut juga bisa mengganggu proses belajar-mengajar di sekolah.
"Meski edukatif, namun sebaiknya jangan dibawa ke sekolah, apalagi latto-latto itu cukup berisik. Saya mungkin akan imbau agar permainan latto-latto tidak usah dibawa ke sekolah," ujar Deded, Jumat (13/1/2023). Dikutip dari Kompas.com.
Untuk itu, Dinas Pendidikan Pemkot Bekasi akan mempertimbangkan untuk membatasi latto-latto dimainkan, terutama di sekolah.
"Nanti akan dibuat semacam imbauan untuk kehati-hatian, walau di sisi lain, anak bisa melupakan candu dari gadget, namun anak-anak juga harus tetap berhati-hati," ujar Deded.
Baca Juga: Jokowi Unggah Poster Tahun Baru 2023, Ada Nahyan hingga Mainan Latto-latto
Pro-kontra latto-latto
Permainan tradisional Latto-latto kembali digemari berbagai kalangan. Tak hanya anak-anak, remaja, hingga dewasa juga mulai keranjingan permainan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Latto-latto atau clackers ball muncul di AS pada 1968. Permainan itu sempat populer pada era 60 hingga 70-an di berbagai negara.
Permainan tersebut dinilai menjauhkan anak dari kecanduan ponsel dan jadi nostalgia orang dewasa. Namun latto-latto sempat dilarang di sejumlah negara lantaran dianggap berbahaya.
Baca Juga: Momen Jokowi dan Ridwan Kamil Main Latto-latto di Subang
Di Indonesia, tepatnya di Kalimantan Barat, permainan dua bola dengan seutas tali ini telah memakan korban.
Seorang anak berusia 8 tahun harus menjalani operasi mata karena tertancap serpihan bola latto-latto yang pecah.
Diberitakan New York Times pada 12 Februari 1971, empat anak kala itu dilaporkan mengalami cedera akibat permainan latto-latto.
Food and Drug Administration (FDA) kemudian mengeluarkan peringatan nasional terhadap mainan clackers ball. Kemudian Consumer Product Safety Commission (CPSC) turut menganggap clackers ball sebagai permainan yang berbahaya.
Baca Juga: Sekeluarga di Bekasi Diduga Keracunan Makanan, 3 Orang Tewas 2 Orang Lainnya Masih Dirawat di RS!
Bertahun-tahun kemudian, pada 2017, di Mesir, masyarakat sempat terkena demam permainan latto-latto.
Namun, seperti dikutip New Arab, 9 November 2017, pemerintah Mesir justru melarang keras pedagang kaki lima menjual clackers ball.
Pasalnya, masyarakat setempat menjuluki latto-latto sebagai 'bola Sisi' yang mengacu pada buah zakar Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi. Julukan itu pun dianggap telah menghina presiden yang berkuasa sejak Juni 2014 ini.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Kompas.com