> >

Begini para Penjajah Membawa Harta Kekayaan dari Nusantara, Ada yang Menjarah 4 Hari 4 Malam Nonstop

Humaniora | 10 Juli 2023, 07:30 WIB
Harta karun Lombok, harta jarahan era kolonial yang dikembalikan Belanda ke Indonesia. (Sumber: Aly Singh/Rijksmuseum Via DW)

Bahkan ketika sultan dan para pangeran tidur di tahanan, kancing-kancing berlian yang menempel di jaket para pembesar keraton itu dicopoti dengan kasar.   

"Penjarahan habis-habisan atas Keraton Yogyakarta berlangsung empat hari penuh. Babad menggambarkan adanya arus barang-barang jarahan yang tiada henti diangkut ke kediaman Residen dengan pedati dan kuli-kuli panggul," tulis Carey.

Bahkan, sebelum penjarahan dilakukan, para penguasa keraton dan keluarganya diperlakukan secara hina. Mereka digiring ke kediaman residen di antara barisan tentara Sepoy dan Skotlandia dengan pedang terhunus dan sangkur terpasang.  

Namun dari semua barang, hanya disisakan satu saja yang tidak diangkut, yaitu Al-Qur'an dengan hiasan kaligrafi indah. Alasannya, Raffles yang kala itu menjadi gubernur jenderal di Jawa, menganggap itu bukan bagian dari budaya Hindu-Buddha.

Baca Juga: Raja Belanda Minta Maaf atas Peran Negaranya dalam Sejarah Perbudakan

Penjarahan ini menjadi babak awal jatuhnya Keraton Yogyakarta ke tangan bangsa Barat. Dan peristiwa ini pula yang ikut mendorong lahirnya Perang Jawa (1825-1830) di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. 

Masyarakat Jawa kala itu menyebutnya "Geger Sepoy" atau "Sepehi" tidak hanya sejarah kelam kekalahan yang meruntuhkan kewibawaan, namun juga menjadi tonggak lahirnya tata dunia baru di tanah Mataram.

Untuk mengenang peristiwa ini, dibangun Prasasti Geger Sepoy di Kampung Ketelan Wijilan Jokteng Lor Wetan Yogyakarta demi mengenang perjuangan rakyat Jawa Mataram tempo dulu melawan penjajahan bangsa Barat.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU