> >

Jadi Pihak Berperkara, Otto Sebut Permohonan Amicus Curiae Megawati ke MK Tidak Tepat

Hukum | 16 April 2024, 17:50 WIB
Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan saat ditemui usai mendaftarkan tim pembela Prabowo-Gibran di Mahkamah Konstitusi, Senin (25/3/2024). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Permohonan amicus curiae atau sahabat pengadilan yang diajukan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri ke Mahkamah Konstitusi (MK) dalam perkara sengketa Pilpres 2024 dinilai tidak tepat. 

Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan menjelaskan sejatinya sahabat pengadilan bukan pihak yang berperkara atau orang-orang yang independen dan tidak menjadi bagian dari perkara. 

Sedangkan Megawati yang mengajukan amicus curiae pada hari ini, Selasa (16/4/20240 merupakan pihak yang berperkara, sehingga tidak tepat menyampaikan sahabat pengadilan terkait perkara perselisihan hasil pemilu atau kepada MK. 

Diketahui Megawati merupakan pimpinan partai yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pasangan nomor urut tiga tersebut menjadi pemohon perkara sengketa Pilpres 2024 di MK.

"Kalau Ibu Mega, dia merupakan pihak dalam perkara ini, sehingga kalau itu yang terjadi menurut saya tidak tepat," ujar Otto di Gedung MK, Selasa (16/4). Dikutip dari Antara.  

Baca Juga: Hasto Sampaikan Tulisan Tangan Megawati Ajukan Diri Sebagai Amicus Curiae Sengketa Pilpres di MK

"Sahabat pengadilan itu seharusnya bukan pihak di dalam perkara. Itu harus dicermati. Jadi mereka orang-orang yang independen, tidak merupakan bagian dari perkara. Dia tidak terikat pada si A dan si B," sambung Otto.

Ia mencontohkan sebelumnya para guru besar dari perguruan tinggi juga mengajukan amicus curiae.

Pihak tersebut dinilai lebih cocok karena bukan merupakan partisan dan bagian dari perkara yang ditangani MK. 

Menurut Otto masukan dan pandangan dari para guru besar bisa saja diterima karena berada sudut pandang yang diberikan berada di kubu netral. 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU