> >

Saksi Kecelakaan Maut di Subang: Lampu Bus Mati saat Kejadian, Banting Setir Tabrak Kendaraan

Peristiwa | 12 Mei 2024, 10:54 WIB
Proses evakuasi penumpang bus pasca terjadi kecelakaan maut di di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam. (Sumber: HO via Tribunnews)

SUBANG, KOMPAS.TV - Saksi mata kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok, Sandi menyebut lampu utama bus yang mengangkut rombongan terlihat mati saat kejadian. Ia pun mengaku melihat bus Trans Putera Fajar bernopol AD 7524 OG itu banting setir ke kiri dan menabrak kendaraan lain.

Sandi menuturkan, kondisi jalan tidak terlalu ramai saat kejadian. Namun, bus yang oleng menabrak sebuah mobil Daihatsu Feroza dan tiga sepeda motor.

"(Bus) dari arah Bandung menuju Subang, mobil (bus) itu kelihatan mati lampunya, dia cuma pakai lampu hazard doang, bus itu. Terus sopir banting setir ke kiri, setelah itu menabrak kendaraan Daihatsu Feroza," kata Sandi yang merupakan warga sekitar.

"Habis itu terguling ke kanan langsung tabrak sejumlah kendaraan sepeda motor."

Baca Juga: Korban Tewas Kecelakaan Maut di Subang 11 Orang, Polisi: Kemungkinan Tidak Ada Tambahan Korban Jiwa

Kecelakaan bus ini menewaskan 11 orang dan menimbulkan puluhan korban luka. Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu menuturkan korban jiwa terdiri dari sembilan siswa, satu guru, dan satu warga setempat.

"Untuk 11 korban meninggal dunia, itu terdiri dari sembilan pelajar, kemudian satu dari guru, satu dari lokal, yaitu pengemudi R2 Beat,” kata AKBP Ariek, Minggu (12/5/2024).

"Kemudian untuk luka berat dan luka ringan, alhamdulillah kalau dari kondisi, info yang kami dapat pun kemungkinan tidak ada peningkatan korban meninggal dunia. Dan yang luka ringan pun sudah berduyun-duyun diambil pihak keluarga."

Pihak kepolisian sendiri tengah menggelar olah TKP untuk mengetahui penyebab kejadian. Ariek pun menyampaikan bahwa pihaknya belum bisa memastikan kronologi kejadian.

Sementara itu, sopir bus yang mengangkut rombongan pelajar, Sadira mengaku mengalami rem blong. Rem blong mulai dirasakannya setelah melewati Perempatan Ciater, Subang.

"Setelah saya masuk itu saya lihat kondisi angin tahu-tahu habis. Pada saat itu lah saya sudah hilang kendali untuk mencari penyelamat," kata Sadira yang dirawat di RSUD Subang.

"Biasanya ada antisipasi jalur yang nanjak ke atas gitu kan, ternyata di situ tidak ada. Pemikiran saya kalau saya teruskan di jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akhirnya saya inisiatif ngebuang."

Sadira mengaku rem tidak mengalami masalah saat melintas di daerah Tangkuban Perahu. Namun, ia menyebut rem udara bus tersebut sempat terasa "dalam" sehingga memanggil montir saat beristirahat di Rest Area CM7.

"Rem dalem, masih bisa bisa dikenadalikan lah untuk anginnya. Masih normal anginnya. Akhirnya saya memanggil seorang montir dari rumah makan CM7. Setelah itu kan disetel agar rem itu bisa lebih tinggi, agar (rem) bisa makan lagi," katanya.

Baca Juga: PJ Gubernur dan Kapolda Jabar Tinjau Kondisi Korban Laka Bus SMK Depok di RSUD Subang

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU