Ada Fenomena Embun Es dan Suhu Sentuh 5 Derajat Celsius di Gunung Merbabu, Ini Kata BMKG
Peristiwa | 22 Juli 2024, 07:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena embun es yang terjadi di Gunung Merbabu, Jawa Tengah, menarik perhatian publik setelah Balai Taman Nasional Gunung Merbabu mengunggah foto dedaunan membeku di akun Instagram resminya, @btn_gn_merbabu, pada Kamis (18/7/2024).
Unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 19.800 kali, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap fenomena alam ini.
Pihak Taman Nasional Gunung Merbabu melaporkan bahwa suhu di puncak gunung mencapai 5 derajat Celsius, yang menyebabkan terbentuknya embun es pada dedaunan. Mereka mengimbau para pendaki mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan pendakian.
"Persiapkan diri dengan baik jika ingin mendaki. Saat ini suhu di puncak mencapai 5°C sampai menimbulkan embun es di dedaunan. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat, persiapkan perlengkapan pribadi secara lengkap, bawalah logistik yang cukup dan patuhi aturan yang berlaku," tulis unggahan tersebut.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG Senin 22 Juli: 9 Wilayah Waspada Cuaca Esktrem Hujan Petir dan Angin Kencang
Menanggapi fenomena ini, Deputi Bidang Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto memberikan penjelasan.
Menurut Guswanto, embun es sering terjadi di wilayah Pulau Jawa, terutama saat musim kemarau. Fenomena ini terjadi ketika embun pagi membeku akibat suhu yang turun hingga 1-2 derajat Celsius atau mendekati titik beku.
"Perlu diketahui bahwa suhu udara menurun searah dengan ketinggian suatu tempat," kata Guswanto dikutip dari Kompas.com, Senin (21/7).
"Setiap ketinggian bertambah 100 meter, maka suhu akan turun 0,5 sampai 0,6 derajat Celsius. Padahal, Gunung Merbabu punya ketinggian lebih dari 3.100 mdpl, sehingga wajar terjadi embun es atau embun upas," lanjutnya.
Baca Juga: Ada yang Hingga 1 Derajat Celcius, Suhu Dingin di Musim Kemarau Sampai Kapan? Ini Kata BMKG
Sampai Kapan Suhu Dingin Berlangsung?
Menjelang puncak musim kemarau di Indonesia, yang berlangsung dari Juli hingga Agustus dan bisa berlanjut hingga September, BMKG memberikan penjelasan mengenai fenomena suhu dingin yang terjadi.
Menurut BMKG, penyebab utama dari suhu dingin ini adalah Angin Monsun Australia. Angin ini bergerak menuju Benua Asia, melewati wilayah Indonesia dan Samudra Hindia, di mana suhu permukaan lautnya relatif rendah, sehingga memengaruhi suhu udara di daratan.
Guswanto menambahkan bahwa sifat Angin Monsun Australia yang kering dan minim uap air, terutama pada malam hari, membuat suhu udara mencapai titik terendahnya.
Faktor-faktor lain yang turut memengaruhi adalah posisi geografis Indonesia, kondisi topografi, ketinggian wilayah, serta kelembapan udara yang juga rendah.
Dalam beberapa hari terakhir, cuaca cerah mendominasi wilayah-wilayah seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.
"Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga kurang mendukung proses pertumbuhan awan," ujar Guswanto dikutip dari Kompas TV.
Penulis : Danang Suryo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Kompas.com