> >

Jangan Ada Lagi Dokter dan Tenaga Medis yang Gugur

Kesehatan | 18 Juli 2020, 12:18 WIB
Ilustrasi petugas medis memeriksa kondisi pasien di ruang isolasi saat simulasi penanganan pasien positif virus corona. (Sumber: KOMPAS.COM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pada Kamis 17 Juli lalu melakukan pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut Doni menyampaikan komitmennya untuk melindungi para tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19.

“Komitmen dari awal. Kami tidak ingin ada lagi tenaga kesehatan yang gugur (akibat menangani pandemi Covid-19),” kata Doni melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Doni mengimbau pembatasan waktu praktik bagi dokter yang menangani pasien Covid-19. "Harus dibatasi dokter yang melayani penanganan Covid-19. Harus dibatasi hanya beberapa jam," ucap Doni.

Doni menegaskan tidak ingin lagi para dokter dan tenaga medis menjadi korban.

"Ibarat perang, dokter adalah senjata kita yang paling penting. Dari awal kita sudah membantu dan mendukung dengan hal terbaik bagi para dokter,” kata Doni.

Baca Juga: Langkah-Langkah RS Haji Adam Malik Tangani 14 Staf Positif Covid-19

Berdasarkan laporan yang diterimanya, para dokter yang gugur justru bukan dari mereka yang menangani Covid-19, melainkan dokter gigi dan dokter umum lainnya.

Beberapa di antara mereka dinyatakan terinfeksi Covid-19 karena melayani pasien yang tidak bergejala, tetapi ternyata positif corona.

Oleh karena itu, Doni meminta agar setiap dokter yang bertugas memakai alat pelindung diri, apa pun peran mereka.

Untuk tenaga kesehatan yang gugur dalam menangani pandemi Covid-19, Doni menjamin adanya bantuan donasi untuk keluarga yang ditinggalkan.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU