> >

Warga Temukan Puluhan Mortir Aktif di Dekat Perbatasan Malaysia, TNI: Peninggalan Tentara Serawak

Peristiwa | 6 Oktober 2021, 05:10 WIB
Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wanara Sakti menerima penyerahan dari warga perbatasan Indonesia-Malaysia berupa senjata mortir jenis Komando asal Malaysia. (Sumber: Kompas.tv/Ant/HO-Satgas Pamtas)

PONTIANAK, KOMPAS.TV-- Warga di kawasan Dusun Panga, Desa Semanget, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat gempar setelah ditemukannya puluhan mortir yang masih aktif. 

Pihak TNI menduga, puluhan mortir itu merupakan bekas peninggalan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

"Senjata mortir jenis 60 Komando tersebut kemungkinan besar adalah bekas peninggalan masa konfrontasi PGRS/Paraku yang terjadi pada tahun 1965 hingga 1969 di daerah Desa Semanget di sekitar wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia," kata  Komandan Satgas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif Mekanis 643/Wns Letkol Inf Hendro Wicaksono dalam keterangan tertulisnya, di Makotis Entikong, Selasa (5/10/2021). 

Melansir Antara, Hendro mengatakan, penemuan puluhan mortir tersebut berawal dari kegiatan masyarakat yang membuka lahan untuk bertani di Dusun Panga, Desa Semanget. 

"Pada saat pembukaan lahan tersebut cangkul salah satu warga mengenai benda yang dikira adalah besi tua, namun setelah digali bentuknya menyerupai senjata mortir," kata Dansatgas. 

Menurutnya, setelah mengetahui penemuan tersebut secara berbondong-bondong warga dipimpin Fransiskus Sumen mendatangi Pos Panga dan menyampaikan kepada danpos perihal ditemukannya senjata mortir jenis 60 Komando itu. 

Oleh personel pos, senjata tersebut dibersihkan dan dipastikan masih dalam keadaan aktif dan terlihat lambang atau kode dari negara Malaysia yang sudah kabur namun masih terbaca.

Atas kejadian itu, Dansatgas menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada masyarakat yang telah secara sadar dan turut berperan aktif dalam melaporkan temuan senjata mortir itu, apalagi bertepatan dengan HUT ke-76 TNI.

Secara terpisah, Danpos Panga Letda Inf Yopi Prasetyo mengatakan pihaknya sering memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitar pos mengenai bahaya menyimpan senjata api, amunisi ataupun bahan peledak baik itu milik sendiri ataupun temuan sisa konfrontasi.

“Kami selalu memberikan edukasi kepada warga untuk selalu menjaga keamanan di rumah dengan tidak menyimpan senjata api, amunisi ataupun bahan peledak yang dapat membahayakan nyawa keluarga dan orang lain,” ujarnya.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU