> >

Warga Temukan Puluhan Mortir Aktif di Dekat Perbatasan Malaysia, TNI: Peninggalan Tentara Serawak

Peristiwa | 6 Oktober 2021, 05:10 WIB
Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wanara Sakti menerima penyerahan dari warga perbatasan Indonesia-Malaysia berupa senjata mortir jenis Komando asal Malaysia. (Sumber: Kompas.tv/Ant/HO-Satgas Pamtas)

Fransiskus Sumen mengatakan setelah dirinya menemukan mortir tersebut, lalu dia langsung melaporkan temuannya itu kepada Pos Panga dan langsung menyerahkannya kepada danpos.

“Kami sering diberitahu oleh personel Pos Satgas Pamtas untuk menyerahkan senjata api, amunisi ataupun bahan peledak yang kami miliki di rumah demi keamanan keluarga, ini adalah salah satu wujud komitmen kami dengan satgas pamtas," ujarnya pula.  

Melansir http://p2k.um-surabaya.ac.id, latar belakangan  terbentuknya Paraku-PGRS terkait dengan peristiwa konfrontasi sela Indonesia dengan Malaysia dari tahun 1963 hingga 1966. Pemerintah Indonesia menolak pembentukan Federasi Malaysia yang didukung penuh oleh Inggris.

Wilayah Kalimantan Utara yang juga yaitu koloni Inggris, seperti halnya Semenanjung Malaya, dimasukkan ke dalam teritori Federasi Malaysia oleh para penggagasnya tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan seluruh rakyat Kalimantan Utara.

Penolakan warga, khususnya warga Tionghoa, didasari kecemasan akan benarnya dominasi warga Melayu Semenanjung Malaya terhadap rakyat Kalimantan Utara.

Saat Dwikora, Presiden Soekarno memerintahkan sukarelawan dan militer untuk menggagalkan negara boneka bentukan Inggris di Serawak.

Pihak TNI juga melatih rakyat Serawak untuk bertempur melawan Malaysia. Mereka biasa disebut Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU).

Namun setelah lengsernya Soekarno, pasukan bentukan ini justru diperangi oleh tentara Malaysia dan Indonesia karena Soeharto bekerja sama dengan Malaysia untuk menumpas komunis. Pasukan TNKU ini pun kemudian berubah nama menjadi PGRS/PARAKU.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU