> >

Ketika Orang yang Ditagih Utang Justru Lebih Galak, Simak Kisah Sahabat Nabi Berikut Ini

Beranda islami | 5 Maret 2022, 17:04 WIB
Ilustrasi mendapatkan rezeki melimpah. (Sumber: Askmen.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menagih utang sering kali menjengkelkan. Betapa tidak, ketika ditagih, orang yang berutang terkadang justru lebih galak dari yang memberi utang.

Kisah ini ternyata sudah pernah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa yang dipinjami utang lebih galak seperti dalam sebuah istilah ‘datang memelas, saat ditagih malas’.

Istilah itu terdapat dalam buku Hutang antara Pahala dan Dosa (Rumah Fiqih) karya Ustaz Hanif Lutfi Lc.

Menurut Ustaz Hanif Lutfi dalam buku tersebut, pada zaman Nabi Muhammad SAW pernah kejadian seperti itu hingga Nabi pun berdoa agar terhindar dari soal utang.

Lantas, bagaimana solusinya?

Orang zaman ini, menurut buku tersebut, tentang mengapa karakter orang yang berhutang kerap berubah seketika saat ditagih.

Hal berbeda justru mereka tunjukkan ketika ingin meminjam sejumlah uang kepada yang bersangkutan, santun, ramah, bersahabat.

“Ketika sampai waktunya membayar seketika karakter mereka berubah, mulai dari susah ditemui, berbohong, kerap menghindar apabila bertemu, berucap ribuan alasan, menunjukkan sikap memusuhi, nada suara yang membentak, bahkan ada yang sampai mengancam,” tulis Ustaz Hanif.  

Lantas, ia pun mengisahkan hal itu ketika zaman Nabi, sebuah riwayat dari Aisyah tentang doa Rasulullah yang sering diucapkan. Doa agar tidak terlilit utang.

Dari Aisyah r.a.; istri Nabi bahwasanya Rasulullah selalu memanjatkan doa dalam salatnya: “Allahumma inni a’udzubika min adzabil qabri wa audzubika min fitnatil masihid dajjal wa-a’udzibika min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa a’udzukika minal ma’tsami wal maghrami

“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur dan fitnah Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari dosa dan utang.”

Ada seseorang yang bertanya kepada beliau, “alangkah seringnya engkau berlindung dari utang.”

Lalu beliau bersabda, “jika seseorang berutang, maka ia bicara dan berdusta, juga berjanji lalu mengingkarinya.” (H.R. Al-Bukhari).

Jika seseorang berutang, maka ia bicara dan berdusta, juga berjanji lalu mengingkarinya. Sikap yang menurut Nabi Muhammad harus dihindari.

Baca Juga: Doa Nabi Muhammad agar Utang Cepat Lunas, Diajarkan kepada Para Sahabat

Kisah Sahabat Nabi soal Utang Piutang dan Solusinya 

Dulu sahabat Nabi yang bernama Abu Qatadah pernah memiliki piutang pada seseorang. Kemudian beliau mendatangi orang tersebut, namun ternyata orang tersebut bersembunyi tidak mau menemuinya.

Suatu hari, kembali Abu Qatadah mendatanginya, kemudian yang keluar dari rumahnya adalah anak kecil.

Abu Qatadah pun menanyakan pada anak tadi mengenai orang yang berutang tadi.

Lalu anak tadi menjawab, “iya, dia ada di rumah sedang makan khoziroh (nama makanan).”

Lantas Abu Qatadah pun memanggilnya, “wahai fulan, keluarlah. Aku dikabari bahwa engkau berada di situ.”

Orang tersebut kemudian menemui Abu Qatadah. Abu Qatadah pun berkata padanya, “mengapa engkau bersembunyi dariku?"

Lantas salah satu solusinya adalah mendoakan dia dan tetap orang tersebut harus ditagih layaknya Abu Qatadah tadi.

Sebab, utang urusannya bukan sekadar dunia, tapi juga akhirat. Wallahu a'lam.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU