Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

BUMN Pengelola Mandalika Rugi, Minta Tambahan Modal Negara Rp1,19 T sampai Usul WSBK Dihapus

Kompas.tv - 16 Juni 2023, 12:11 WIB
bumn-pengelola-mandalika-rugi-minta-tambahan-modal-negara-rp1-19-t-sampai-usul-wsbk-dihapus
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mempunyai utang Rp4,6 triliun dari proyek pengembangan kawasan Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Sumber: Gridoto.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mempunyai utang Rp4,6 triliun dari proyek pengembangan kawasan Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

ITDC adalah anak usaha dari holding BUMN pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Direktur Utama InJouney Dony Oskaria pun mengusulkan agar gelaran World Super Bike (WSBK) dihapus dari Mandalika.

Karena penyelenggaraan WSBK menyebabkan kerugian hingga Rp100 miliar. Donny bilang, ajang ini tidak menarik bagi investor untuk masuk menjadi sponsor.

"WSBK ini menunjukkan kerugian, sehingga apa yang kami lakukan adalah kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan WSBK ini," kata Donny dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI yang disiarkan secara virtual, dikutip Jumat (16/6/2023). 

Baca Juga: Main Lato-lato Hingga berendam Air Es, Begini Tingkah Polah Para Rider World Superbike di Mandalika

Menurut dia, jika nantinya penyelenggaraan WSBK dihilangkan, maka bisa membantu menurunkan beban perusahaan.

Sehingga, kerugian yang ditimbulkan tidak makin besar tiap tahunnya dibandingkan bila event tersebut dipertahankan.

"Nanti WSBK ini akan turun, akan kita hilangkan, sehingga tidak muncul biaya di dalam penyelenggaraan WSBK yang itu sebetulnya event-nya tidak menarik secara sponsor," ujarnya. 

Selain kerugian akibat WSBK, Donny memaparkan utang ITDC muncul karena pemasukan dari kawasan Mandalika kecil sedangkan beban operasional sangat besar. 

Ia menyebut utang Rp4,6 triliun itu terdiri dari utang jangka pandek sebesar Rp 1,2 triliun dan utang jangka panjang Rp 3,4 triliun. 

Baca Juga: Erick Thohir Minta PMN Rp57 Triliun untuk 9 BUMN Ini, Hutama Karya dan PLN Dapat Paling Besar

"Itu waktu kita mengambil alih Mandalika itu posisinya adalah mereka mempunyai short term liabilities Rp 1,2 triliun. Mereka mempunyai long term liabilities Rp 3,4 triliun," tuturnya. 

Donny menjelaskan, beban pengelolaan Mandalika terdiri atas beban bunga pinjaman, pemeliharaan, hingga penyusutan aset yang harus dicatat. Sehingga dari pengembangan Mandalika, ITDC masih merugi. 

Ia mengatakan keuangan ITDC ditopang oleh pemasukan pengelolaan kawasan Nusa Dua Bali. 

"Dengan sumber implement capacity hanya dari Nusa Dua. Terus terang saya tidak bisa menyelesaikan yang short term liabilities ini, di mana isi di dalamnya adalah pembangunan Grand Stand, VIP village, sama kebutuhan modal kerja waktu penyelenggaraan event, yaitu Rp 1,2 triliun," ungkap Donny. 

Kawasan Mandalika mencakup sirkuit yang dipakai untuk ajang MotoGP dan World Super Bike. Donny menyampaikan, dua acara tersebut memang sukses digelar. Tapi setelahnya, justru membuat ITDC merugi. 

Baca Juga: Jokowi Akui Ada WNA Pengawas Proyek di IKN, Agar Bangunan Tak seperti SD Inpres

"Ini yang menjadi persoalan di ITDC. Di samping itu ITDC juga mendapatkan beban untuk penyelenggaraan MotoGP tahun 2022. Ini menjadi beban yang sampai saat ini menjadi tanggungan daripada ITDC," ujarnya.

Saat ini, sebagai induk perusahaan InJourney masih mencari solusi masalah keuangan ITDC.

Salah satunya dengan meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,19 triliun. Dari jumlah itu, Rp 1,05 triliun akan dipakai untuk membayar utang yang jatuh temponya sudah dekat. 




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x