Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Produksi Rokok Turun, Penerimaan Bea Cukai Turun Rp31,4 T di Semester I 2023

Kompas.tv - 11 Juli 2023, 10:03 WIB
produksi-rokok-turun-penerimaan-bea-cukai-turun-rp31-4-t-di-semester-i-2023
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap penerimaan bea dan cukai pada semester 1 2023 turun atau terkontraksi 18,8 persen dari periode yang sama tahun 2022. (Sumber: Instagram @smindrawati)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap penerimaan bea dan cukai pada semester 1 2023 turun atau terkontraksi 18,8 persen dari periode yang sama tahun 2022. 

Yaitu dari Rp166,8 triliun menjadi Rp135,4 triliun atau turun Rp31,4 triliun. Sri Mulyani mengatakan, salah satu penyebabnya adalah turunnya produksi hasil tembakau. Seperti diketahui, cukai hasil tembakau selama ini jadi penyumbang terbesar cukai ke pemerintah. 

“Cukai mengalami penurunan produksi cukup signifikan di 2023 ini. Hingga pertengahan tahun, produksi cukai 139,4 miliar batang. Ini menurun tajam dibandingkan tahun lalu 147 miliar batang dan 2021 sebesar 151 miliar batang,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Banggar DPR di Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023). 

Baca Juga: Sri Mulyani Beri Polri Anggaran Rp99,26 T di 2024, Jadi yang Terbesar Ketiga

Tren penurunan itu bertolak belakang dengan yang terjadi pada 2021 dan 2022. Yakni tumbuh 21,2 persen pada 2021 dan 32,1 persen pada 2022.

Dalam paparannya, ia merinci di semester I 2021, penerimaan cukai tercatat sebesar Rp91,3 triliun. Lalu naik menjadi Rp120,6 triliun pada semester I-2022. Sementara penerimaan cukai pada semester I-2023 tercatat sebesar Rp105,9 triliun, turun 12,2 persen.

Penyebab kedua, adalah turunnya realisasi bea keluar yang terkontraksi hingga 77 persen. 

"Realisasi bea keluar pada semester I-2022 tercatat sebesar Rp23,1 triliun, kemudian terkontraksi ke Rp5,3 triliun pada semester I-2023," ujarnya. 

Baca Juga: Aturan Baru Sri Mulyani, Endorsement Artis dan Influencer Sekarang Dikenakan Pajak Natura

Turunnya bea keluar karena harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang saat ini juga sedang turun. Ditambah lagi volume ekspor tembaga dan bauksit mentah yang juga turun, akibat hilirisasi sumber daya alam (SDA).


“Bahkan, ada beberapa yang sempat mengalami larangan ekspor. Ini yang menyebabkan bea keluar kemudian mengalami penurunan dari sisi penerimaan,” ucapnya. 

Namun, saat bea keluar dan cukai turun, pendapatan dari bea masuk naik 4,6 persen selama enam bulan pertama tahun 2023. 

Yaitu dari Rp23,1 triliun di Semester 1 2022, naik menjadi Rp24,2 triliun pada semester I tahun 2023. Kenaikan bea masuk itu akibat perubahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS serta kenaikan tarif efektif bea masuk.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x