Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Erick Thohir Bantah Instruksikan BUMN Borong Dolar AS di Tengah Pelemahan Rupiah

Kompas.tv - 20 April 2024, 07:40 WIB
erick-thohir-bantah-instruksikan-bumn-borong-dolar-as-di-tengah-pelemahan-rupiah
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah dirinya memerintahkan BUMN untuk memborong dolar AS di tengah pelemahan rupiah. (Sumber: Pertamina )
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah dirinya memerintahkan BUMN untuk memborong dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pelemahan rupiah. 

Erick mengatakan pihaknya meminta kepada seluruh BUMN untuk melakukan pembelian dolar dengan tepat guna, bijaksana, dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhan, bukan memborong.

"Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini," katanya dalam keterangan resminya, Jumat (19/4/2024). 

Menurut Erick, arahan tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam konferensi pers pada Kamis (18/4) lalu. 

Airlangga dan Suahasil menekankan pemerintah telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri. 

Baca Juga: Airlangga Sebut Pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS Tak Sedalam Malaysia hingga China

Selain itu, pemerintah menginginkan impor konsumtif ditahan terlebih dulu dalam menanggapi situasi saat ini.

"Untuk itu, pengendalian belanja dan impor BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak," ujar Erick. 

Sebelumnya pada Kamis siang, Erick mengeluarkan arahan kepada BUMN untuk mengantisipasi dampak pelemahan rupiah, penguatan ekonomi AS, dan konflik Iran-Israel. 

Ketua Umum PSSI itu meminta BUMN melakukan langkah cepat lewat peninjauan ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres.

Dia juga meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. 



Sumber : KOMPAS TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x