Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Viral Antrean Pelamar Kerja di Warung Seblak hingga ke Jalan, Gen Z Makin Susah Cari Kerja

Kompas.tv - 22 Mei 2024, 21:51 WIB
viral-antrean-pelamar-kerja-di-warung-seblak-hingga-ke-jalan-gen-z-makin-susah-cari-kerja
Antrean pelamar kerja di sebuah warung seblak yang mengular hingga ke jalanan di Ciamis, Jawa Barat. (Sumber: Instagram @undercover.id)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

Generasi Z lulusan SD dan SMP ini menyumbang angkatan kerja Indonesia yang memang masih didominasi oleh lulusan sekolah menengah pertama ke bawah, yakni 55,4 persen pada tahun 2022. Artinya, ada 79,6 juta orang berpendidikan paling tinggi SMP dari total angkatan kerja 143,7 juta orang.

Angkatan kerja adalah mereka yang bekerja atau pengangguran, dan tidak termasuk yang masih bersekolah atau mengurus rumah tangga.

Baca Juga: BPJS Watch Sebut Pasien Bisa Sulit Dapat Kamar saat KRIS Berlaku, Ada Oknum RS yang Membatasi

“Dengan latar belakang pendidikan dan keterampilan yang rendah, tingkat kompetisi lulusan SMP/SD untuk langsung mendapat kerja di sektor kerja formal dalam setahun setelah lulus hanya 2,9 persen, berdasarkan analisis data mikro Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2022,” tulis Kompas.id dalam laporannya, dikutip Rabu (22/5).

Sebagai perbandingan, lulusan SMK menyumbang sekitar 24 persen dari total fresh graduate yang mendapat pekerjaan formal. Adapun lulusan perguruan tinggi menyumbang proporsi terbesar, 54,3 persen.

Selain lulusan SMP/SD yang mendominasi, struktur angkatan kerja juga diisi oleh lulusan SMA/sederajat (32,4 persen) dan lulusan diploma IV dan S-1 (12,1 persen).

Komposisi angkatan kerja Indonesia yang seperti ini dinilai menjadi tantangan di tengah iklim investasi dan pembukaan lapangan kerja yang kian lama membutuhkan tenaga kerja berketerampilan tinggi.

Kondisi ini juga yang dirasa semakin mendorong pertumbuhan sektor informal Indonesia kian tumbuh di tengah menyusutnya penyerapan sektor formal.

Baca Juga: Baru 30 Persen RS Swasta yang Siap Terapkan KRIS, Asosiasi: Kami Senang kalau Ada Insentif

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan, solusi utama penyediaan lapangan kerja untuk pencari kerja lulusan SD dan SMP adalah pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri atau disebut tailor-made training (TMT).

Program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam implementasinya, pemerintah melakukan survei untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang kebutuhan tenaga kerja di berbagai sektor industri.

Untuk itu, Kemnaker bekerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan, baik milik pemerintah (BLK pemerintah), swasta, maupun perusahaan, untuk menyediakan program-program pelatihan yang relevan.

Dengan demikian, lulusan SD dan SMP dapat memperoleh keterampilan yang lebih spesifik dan sesuai dengan permintaan industri sehingga meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi.

”Inisiatif ini diharapkan dapat mengubah kondisi tenaga kerja lulusan SD dan SMP dari sekadar pekerja dengan keterampilan dasar menjadi tenaga ahli di bidang tertentu,” terang Anwar seperti dikutip dari Kompas.id.

Dengan adanya program-program pelatihan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan daya saing angkatan kerja Indonesia, khususnya bagi mereka yang hanya memiliki pendidikan dasar, di tengah persaingan global yang semakin ketat.


 

 



Sumber : Kompas.id



BERITA LAINNYA



Close Ads x