Kompas TV internasional kompas dunia

Di Madagaskar Ditemukan Bakteri yang Bisa Hidup di Ruang Hampa Udara

Kompas.tv - 25 September 2020, 16:33 WIB
di-madagaskar-ditemukan-bakteri-yang-bisa-hidup-di-ruang-hampa-udara
Ilustrasi Bakteri Salmonella thypii (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Johannes Mangihot

KOMPAS.TV – Sebuah penelitian menemukan ada bakteri yang bisa hidup dan bertahan dalam ruang hampa udara.

Bakteri tersebut ditemukan di Madagaskar, negara di pesisir timur Afrika.

Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) Venzha Christ fenomena ini membuktikan ada kesamaan ciri dan jenis mikroba di luar angkasa dengan yang ada di bumi.

Baca Juga: Benarkah Ada Serangan Bakteri dari Luar Angkasa? Ini Penjelasan Ahli

Menurutnya fakta ini juga membuka peluang bagi para pencari kehidupan Extra-Terrestrial di luar Bumi dan para peneliti serta ilmuwan bahwa ada bakteri yang berasal dari proses evolusi luar angkasa. Artinya, menjadi penanda kehidupan alien.

Venzha tidak menampik ada kemungkinan di alam semesta, baik di dalam tata surya maupun tata surya lain, memiliki memiliki unsur-unsur pendukung terjadinya kehidupan.

Seperti Air, Oksigen, Nitrogen dan lainya, dan tentu saja air adalah sumber kehidupan.

“Jika air sudah ada sejak proses evolusi miliaran tahun, kondisi biologis tertentu bisa jadi membawa adanya kehidupan meskipun sekecil mikroba,” ucapnya, Jumat (25/9/2020).

Baca Juga: Selain di Jamur Enoki, Serangan Bakteri Listeria Juga Ditemukan dalam Semangka

Riset di ranah ini sudah Venzha lakukan ke lebih dari 60 institusi serta lembaga penting dunia dari 40 negara pada area Space Science dan Space Exploration.

Lembaga yang dimaksud, antara lain, European Organization for Nuclear Research(LHC-CERN), NASA -AMES research center, SETI Institute-USA, Roswell, AREA 51, Griffith Observatory, Carl Sagan Center(CSC), MARS Sociery, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Tsukuba Space Center, High Energy Accelerator Research Organization (KEK), Japan Proton Accelerator Research Complex (J-PARC), Earth Life Science Institute (ELSI). (Switzy Sabandar)

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x