BEIJING, KOMPAS.TV – Tim penyelamat pada Senin (25/1) telah menemukan 9 jenazah para pekerja tambang yang tewas dalam ledakan di sebuah tambang emas di China. Penemuan 9 jenazah ini membuat jumlah korban tewas menjadi 10 orang.
Sehari sebelumnya, 11 orang pekerja tambang berhasil diselamatkan setelah terjebak di dalam tambang selama 2 minggu di tambang yang terletak di Provinsi Shandong ini. Satu orang pekerja masih dinyatakan hilang.
Penyebab ledakan di tambang yang masih dibangun itu kini masih terus diselidiki. Ledakan yang terjadi pada 10 Januari lalu itu membuat 70 ton reruntuhan tanah menutup akses keluar-masuk dan merusak lift, hingga menjebak para pekerja tambang di dalamnya.
Tim penyelamat telah mengebor tambang untuk mengirimkan makananan dan minuman bagi para pekerja yang terjebak agar dapat bertahan hidup. Pada hari Minggu (24/1), tim penyelamat berhasil menarik keluar satu demi satu para pekerja yang terjebak. Saat dievakuasi keluar, mata para korban selamat ditutupi untuk melindungi mata mereka yang telah terbiasa melihat kegelapan selama berhari-hari.
Baca Juga: Terjebak Dua Minggu di Tambang, 11 Pekerja Akhirnya Berhasil Diselamatkan
Kepara para jurnalis seperti dikutip dari Associated Press, Chen Yumin, kepala tim penyelamat, mengatakan, 9 jenazah pekerja tambang yang ditemukan pada Senin lalu berada di kedalaman 400 meter. Ia juga menambahkan, telah terjadi 2 ledakan dengan selisih waktu 1,5 jam, dan ledakan kedua menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Upaya pencarian akan dilanjutkan untuk mencari seorang pekerja tambang yang masih dinyatakan hilang.
"Kami tidak akan menyerah sampai seorang pekerja lagi ditemukan,” ujar Chen Fei, walikota Yantai, lokasi tambang emas itu berada.
Baca Juga: Tambang Emas di China Runtuh sejak Pekan Lalu, 12 Penambang Baru Bisa Ditolong Dua Pekan Mendatang
Usai menemukan jenazah para pekerja tambang, Chen dan petugas penyelamat sempat mengheningkan cipta untuk mendoakan mereka yang tewas.
"Kami turut berduka. Kami menyampaikan bela sungkawa bagi keluarga para pekerja tambang yang tewas," katanya.
Pihak berwenang telah menahan sejumlah manajer tambang atas keterlambatan mereka melaporkan insiden tersebut.
Baca Juga: Coronation, Film Dokumenter Garapan Aktivis China Soal Pandemi Corona di Wuhan
Upaya penyelamatan selama dan semahal ini merupakan hal baru bagi industri tambang China, yang kerap memakan 5.000 korban jiwa saban tahunnya. Kendati pengawasan terhadap industri ini telah ditingkatkan, adanya permintaan batubara dan logam mulia terus memicu terjadinya banyak pelanggaran. Pemerintah China telah mengeluarkan aturan baru yang jauh lebih ketat, setelah 39 pekerja tambang tewas dalam 2 kecelakan di kawasan pegunungan di barat-daya Chongqing tahun lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.