Kompas TV internasional kompas dunia

Suster di Myanmar Ini Berlutut dan Memohon agar Polisi Berhenti Menembaki Demonstran, tapi...

Kompas.tv - 9 Maret 2021, 13:35 WIB
suster-di-myanmar-ini-berlutut-dan-memohon-agar-polisi-berhenti-menembaki-demonstran-tapi
Suster Ann Roza Nu Thawng, seorang biarawati di Myitkyina, Myanmar, berlutut di hadapan sejumlah aparat yang juga ikut berlutut. Suster Ann Roza memohon kepada aparat Myanmar agar tak menembaki para pengunjuk rasa pada Senin, 8 Maret 2021. Namun, terdengar tembakan dengan dua orang dikonfirmasi tewas. (Sumber: MYITKYINA NEWS JOURNAL via Sky News)
Penulis : Rizky L Pratama

"Polisi juga ikut berlutut, dan menjawab mereka hanya bisa melakukan itu demi membubarkan aksi protes," jelasnya.

Baca Juga: Duta Besar Myanmar untuk Inggris Desak Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint Dibebaskan

Setelah memohon, Suster Ann Roza mengaku mendengar suara tembakan dan melihat gas air mata yang sudah berada di jalanan.

Ia kemudian melihat seorang pria tergelatak di jalanan dan kemungkinan ditembak. Setelahnya, dia lalu merasa pusing dan kesulitan bernapas.

Benar saja. Kachin Waves ternyata berhasil mengabadikan foto saat kejadian itu terjadi. Dalam foto yang dirilis menunjukkan Suster Ann berdiri di tepi jalan dan tampak seseorang terbaring di aspal.

Foto lain yang dirilis pun juga tak kalah menyayat hati. Suster Ann terlihat menangis dan menyandarkan tubuhnya ke tubuh pria yang terkena tembakan di kepala itu.

Baca Juga: Demo Anti-Kudeta Memanas, Indonesia Minta Myanmar Hormati Niai Demokrasi

Hal itu juga dikonfirmasi oleh editor Myitkyina News Journal yang menjelaskan saat makan siang ada kabar yang menyebut dua orang telah tewas oleh aparat.

Suster Ann Roza mengatakan karena gas air mata, dia tak tahu siapa yang melakukan penembakan kepada pengunjuk rasa.

Hanya saja, dia menyatakan bahwa yang melakukan bukan penembakan bukan aparat yang sudah berlutut dan memohon kepadanya melainkan aparat lain.

"Saya sangat sudah. Polisi sudah memberi tahu saya mereka tidak akan menembaki. Namun, mereka melakukannya," ratapnya.

Baca Juga: Demo Anti-Kudeta Myanmar Memanas, Bagaimana Nasib WNI?

Dia juga menuturkan, sebenarnya demonstran yang ditembak kepalanya masih bernapas saat dibawa ke klinik untuk mendapat perawatan.

Namun sayang, nyawanya tak terselamatkan.

Sebelumnya, Suster Ann Roza mengaku bahwa dia siap untuk mati demi melindungi pengunjuk rasa yang hanya ingin menyuarakan aspirasinya.

Kudeta yang dilakukan militer Myanmar pada 1 Februari lalu telah menjadi tragedi berdarah di negara yang dulu bernama Burma ini.

Baca Juga: Makam Kyal Shin, "Angel" Myanmar yang Tewas Ditembak Polisi Dirusak Aparat dan Jenazahnya Diambil

Tidak kurang sebanyak 56 orang tewas dan 1.790 orang ditahan saat berdemonstrasi menentang kudeta yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing ini.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x