Kompas TV internasional kompas dunia

9/11: Tiga Presenter TV Kawakan Pandu Rakyat AS Saksikan Tragedi 11 September 2001

Kompas.tv - 11 September 2021, 05:15 WIB
9-11-tiga-presenter-tv-kawakan-pandu-rakyat-as-saksikan-tragedi-11-september-2001
Tiga presenter kawakan televisi Amerika Serikat (AS) yang memandu jutaan rakyat AS menyaksikan peristiwa 11 September 2001 melalui siaran langsung televisi. Mereka adalah Dan Rather dari CBS (kiri), Peter Jennings dari ABC (tengah), dan Tom Brokaw dari NBC (kanan). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Gading Persada

Ini membuat sejumlah anggota pemerintahan Bush murka dan dendam terhadap Jennings, bahkan hingga detik ini.

Mereka merasa Jennings telah meremehkan Bush saat ia melaporkan bahwa sang presiden menghilang selama beberapa jam selama krisis.

Menurut Westin, mereka telah salah mengartikan laporan Jennings.

Baca Juga: 9/11: Bagaimana Serangan 9/11 Menyisakan Pahit dan Luka bagi Warga Afghanistan Kini

Tiga Presenter TV Kawakan dengan Kekuatan Berbeda

Pada hari itu, tiap presenter kawakan ini memperlihatkan kekuatan berbeda mereka.

Brokaw, yang menulis buku ‘The Greatest Generation’ tentang para pejuang Perang Dunia 2, dengan cepat dapat menangkap peristiwa itu sesuai konteksnya.

“Ini bukan sekadar berita. Kita tengah menyaksikan sebuah sejarah,” katanya saat itu.

Brokaw menyebut serangan itu sebagai serangan terbesar di tanah AS sejak Perang 1812.

Serangan itu telah mengubah wajah Manhattan, dan bahwa keseharian di sana tak akan lagi pernah sama.

“Ini merupakan deklarasi perang terhadap Amerika Serikat,” begitu Brokaw menyatakan pada para pemirsa.

Asap tebal membumbung ke angkasa seiring ledakan disertai kobaran api saat dua pesawat komersial yang dibajak menabrakkan diri ke menara kembar World Trade Center di New York, Amerika Serikat, Selasa (11/9/2001). (Sumber: AP Photo/Chao Soi Cheong)

Sementara, Rather terbilang lebih hati-hati.

Ia mengingatkan para pemirsanya untuk bisa membedakan antara fakta dan spekulasi.

Saat ia mengambil alih liputan CBS, ia menyatakan,

“Ada beberapa hal buruk yang terjadi. Tetapi sampai dan kecuali kita mengetahui faktanya, sangat sulit untuk menarik banyak kesimpulan.”

“Emosi dan tensi sungguh tinggi pada hari itu,” kenang Rather.

“Untuk mengurangi kebisingan, membantu menenangkan kepanikan, kita harus jelas, ringkas dan transparan.”

Yang mengejutkan, sejumlah laporan palsu pun sempat mencuat pada jam-jam awal saat serangan terjadi.

Seperti tentang sebuah bom mobil yang meledak di Departemen Luar Negeri di Washington.

Sebuah kelompok juga malah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang kemudian terbukti bohong ini.

Berbagai spekulasi terus dicek. Namun, di bawah bayang-bayang serangan teroris 8 tahun sebelumnya pada 1993 di lokasi yang sama, nama Osama bin Laden dengan cepat muncul sebagai dalang yang dituding berada di balik serangan.

Jennings adalah pembawa berita yang sempurna.

Dia dengan trampil merangkai semua elemen – laporan saksi mata, analisis ahli, buletin, dan apa yang dilihat oleh pemirsa dengan mata kepala sendiri – menjadi narasi yang menarik.

Semula, pembahasan tentang jumlah korban, ditekan seminim mungkin.

Tak ada yang tahu pasti. Tapi ini berubah saat menara kedua WTC runtuh.

Para presenter pun menyampaikan pada pemirsa bahwa mereka harus bersiap menghadapi yang terburuk.

“Tak ada kata-kata untuk menggambarkan ini,” ucap Rather ketika itu.

“Inilah saat untuk menyaksikan, menyerap dan menelaah. Apa yang kita harap dan doakan tidak akan terjadi, tidak bisa terjadi, telah terjadi. World Trade Center New York, telah hancur. Jumlah korban akan sangat banyak.”  

Orang-orang tampak berlarian saat menara selatan gedung World Trade Center di Manhattan, New York, Amerika Serikat, runtuh pada Selasa, 11 September 2001. (Sumber: AP Photo/Amy Sancetta, File)

“Ini akan mengerikan,” tutur Brokaw pada para pemirsa.

“Kerusakannya jauh melebihi yang bisa kami katakan.”

Masing-masing presenter yang terlatih, mampu mengendalikan emosi mereka, kecuali Jennings.

Matanya tampak basah saat kamera beralih padanya usai laporan jurnalis Lisa Stark dari ABC.

Pada pemirsa, ia mengungkap bahwa ia baru saja mengecek keberadaan anak-anaknya yang mengkhawatirkan keselamatan dirinya.

“Jadi jika Anda adalah orang tua dan memiliki anak di bagian lain negara ini, hubungi mereka,” sarannya pada pemirsa.



Sumber : Kompas TV/Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x