"Tidak ada ketidaksetaraan yang lebih nyata daripada di benua Afrika, di mana hanya delapan persen dari populasi yang telah menerima satu dosis vaksin Covid-19," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Hanya lima dari 54 negara Afrika yang diproyeksikan untuk memenuhi target akhir tahun WHO untuk memvaksinasi 40 persen dari populasi mereka.
ACT-A melahirkan fasilitas Covax, yang dirancang untuk memastikan negara-negara miskin dapat mengakses vaksin, memprediksi dengan tepat bahwa negara-negara kaya akan memonopoli semua dosis yang keluar dari jalur produksi.
Sejauh ini, Covax telah mengirimkan 425 juta dosis ke 144 wilayah, jumlah tersebut jauh di bawah yang diharapkan.
Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan lebih dari satu miliar dosis yang disumbangkan telah dijanjikan untuk skema tersebut. Tetapi hanya sekitar 15 persen yang benar-benar terwujud.
Dia juga mengatakan 62 negara telah mulai memberikan suntikan penguat atau booster dan lebih banyak negara sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
Baca Juga: Vaksin Booster, Haruskah? Ini Alasan WHO
Dr Swaminathan mengatakan hampir satu juta dosis booster atau suntikan ketiga vaksin Covid-19 disuntikkan per hari, yang mana angka itu adalah tiga kali lipat jumlah vaksin yang diberikan di negara-negara miskin.
WHO menginginkan moratorium suntikan booster vaksin Covid-19 hingga akhir tahun untuk menyediakan vaksin bagi negara-negara miskin.
WHO sejauh ini sudah mengesahkan enam vaksin untuk penggunaan darurat selama pandemi.
Dr Mariangela Simao, kepala akses vaksin WHO, mengatakan badan tersebut sedang menilai delapan kandidat vaksin, yang diharapkan dapat menyelesaikan prosesnya minggu depan.
ACT-A sejauh ini telah mengirimkan lebih dari 128 juta alat tes Covid-19 dan mengurangi separuh biaya rapid test, menurut WHO, dengan mentransfer teknologi ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Lembaga ini juga meningkatkan oksigen esensial, peralatan pelindung pribadi dan persediaan perawatan, termasuk hampir tiga juta dosis dexamethasone.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.