Kompas TV internasional kompas dunia

Sebuah Minggu kala Varian Baru Omicron Bikin Dunia Kalang Kabut

Kompas.tv - 27 November 2021, 16:37 WIB
sebuah-minggu-kala-varian-baru-omicron-bikin-dunia-kalang-kabut
Penumpang mengantri check in ke maskapai Singapore Airlines di Bandara Internasional O.R. Tambo, Johannesburg pada 26 November 2021. Dunia kembali dihantam varian baru Covid-19 bernama Omicron yang memiliki mutasi lebih dari 30 dan diduga kuat jauh lebih menular dibanding varian terkuat saat ini. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Di sebuah bar di area trendi dekat stasiun kereta api utama Roma, sekelompok warga setempat merayakan ulang tahun ke-50 dengan pizza lezat yang baru dipanggang, ditengahi minuman anggur merah yang wangi merekah.

Tidak ada yang memakai masker saat para pengunjung pesta berkerumun. Hanya beberapa tamu yang mengatakan setelah itu bahwa staf telah gagal untuk memeriksa sertifikat vaksinasi, sebagaimana diwajibkan oleh hukum.

"Selama tidak ada arahan pemerintah lebih lanjut terkait varian baru, orang akan tetap menjalani kehidupan mereka seperti biasa," kata Dr Simone Schnall, profesor psikologi sosial eksperimental di University of Cambridge.

"Saat ini ada campuran emosi yang juga mencakup frustrasi atau kemarahan ... Banyak orang tidak akan mampu menerima prospek Natal yang sebagian besar kembali perlu dikompromikan."

BioNTech, yang telah mengembangkan salah satu vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan dengan Pfizer, menawarkan alasan lain untuk tidak panik. Mereka menunggu data tentang bagaimana varian itu berinteraksi dengan vaksin dalam waktu dua minggu. Sementara, versi baru vaksin Covid-19 bisa siap dalam 100 hari.

Dan lebih banyak perlindungan akan datang terhadap penyakit dalam bentuk pil anti-virus.

Covid-19 "pindah ke populasi manusia melalui kecelakaan biologis", kata Dr Sarah Pitt, seorang ahli virologi di University of Brighton. "Saya tidak berpikir kita harus mencoba 'hidup dengan' atau menerima itu akan menjadi endemik. Saya pikir kita harus mencoba menghilangkannya sejauh mungkin di dunia yang saling terhubung."

Baca Juga: Moderna Kembangkan Vaksin Booster Lawan Varian Omicron

Pasar bereaksi terhadap pukulan Covid-19 varian baru Omicron dengan aksi jual. Saham Eropa turun terbesar sejak Juni tahun lalu, Dow Jones turun lebih dari 1.000 poin pada satu tahap dan minyak jatuh ke US$70 per barel di New York untuk pertama kalinya sejak September. (Sumber: Antara)

Jika vaksin masih menawarkan peluang itu, itu bukan yang didengar pasar pada hari Jumat.

Pasar bereaksi terhadap pukulan Covid-19 varian baru Omicron dengan aksi jual. Saham Eropa turun terbesar sejak Juni tahun lalu, Dow Jones turun lebih dari 1.000 poin pada satu tahap dan minyak jatuh ke US$70 per barel di New York untuk pertama kalinya sejak September. Treasuries Amerika Serikat melonjak, mengirimkan imbal hasil turun terbesar dalam setahun.

Untuk penerbangan dan segmen yang bergantung pada perjalanan lainnya, penyebaran varian baru membuka pintu kembalinya gangguan seperti yang disebabkan oleh kenaikan varian Delta di awal tahun ini. Investor khawatir musim panas ketiga pandemi Covid-19 dapat berisiko jika orang menahan diri dari membuat rencana awal tahun depan.

Tetapi para ahli kesehatan mengatakan, perlu waktu untuk mengetahui apa arti varian itu bagi pertempuran virus global. Sementara itu, ekonom UBS AG Paul Donovan mencatat ketakutan akan virus inilah yang menyebabkan kerusakan ekonomi paling besar.

"Kita perlu membiasakan diri dengan kenyataan akan ada sejumlah besar varian yang muncul secara global selama beberapa bulan dan tahun mendatang," kata Dr John Bell, profesor kedokteran di Universitas Oxford, yang telah bekerja dengan Inggris dalam penanganan Covid-19.

"Tetap tenang, lacak datanya, pahami patogen khusus ini dan beri tanggapan. Kami perlu melakukan ini lagi dan lagi di masa mendatang." kata John Bell.

Saat minggu hampir berakhir, rasa deja vu yang lain muncul. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengklasifikasikan B.1.1.529 sebagai variant of concern dan menyebutnya 'Omicron'. Alfabet Yunani dalam percakapan Covid-19 yang sudah berjalan sungguh lama, kembali bertambah.

 




Sumber : Straits Times/Bloomberg


BERITA LAINNYA



Close Ads x