Jalan ke desa-desa pun masih terjal dan sulit dilewati. Penculikan geng bersenjata menambah besar risiko.
Selain itu, sesampainya di desa, Bawa tak mesti menemukan warga. Pasalnya, warga desa Nigeria umumnya bekerja di ladang yang tersebar jauh.
Pada “hari baik”, Bawa dapat memvaksin sekitar 20 orang. Namun, biasanya ia hanya menemukan lima warga atau kurang.
Kampanye vaksinasi pemerintah juga dikritik banyak pihak. Abuja dituding tak cukup mendanai kampanye informasi terkait pandemi Covid-19.
“Sejujurnya, tidak ada di sini yang tahu tentang vaksinasi,” kata Omorogbe Omorogiuwa, seorang warga negara bagian Adamawa.
“Tidak ada yang berkata Anda harus pergi dan mengambilnya. Faktanya, umum diasumsikan bahwa itu (pandemi) telah berakhir,” imbuhnya.
Seiring penemuan varian Omicron, Nigeria berupaya menggenjot vaksinasi. Per 1 Desember, pegawai negeri diwajibkan sudah vaksin atau menunjukkan surat negatif Covid-19 yang berlaku 72 jam.
Akan tetapi, masih banyak rintangan yang dihadapi negara ini, terutama untuk mendistribusikan vaksin ke daerah rural.
Faisal Shuaib, direktur eksektuif Dinas Pengembangan Layanan Kesehatan Nasional Nigeria, menyebut rendahnya tingkat vaksinasi disebabkan “koordinasi dan perencanaan buruk.”
Saat ini, baru ada 3,78 juta warga Nigeria yang divaksin secara penuh.
Baca Juga: Terungkap, Varian Omicron Ternyata Sudah Ada di Nigeria Sejak Oktober
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.