Kompas TV internasional kompas dunia

Thailand Geger Temukan Babi Mini Peliharaan Mati karena Demam Babi Afrika yang Sangat Menular

Kompas.tv - 8 Januari 2022, 22:18 WIB
thailand-geger-temukan-babi-mini-peliharaan-mati-karena-demam-babi-afrika-yang-sangat-menular
Seekor babi peliharaan mini di Bangkok mati karena infeksi demam babi afrika setelah dibawa pemiliknya untuk tes laboratorium, awal Desember 2021 di Universitas Kasetsart Thailand. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Demam babi afrika tidak berbahaya bagi manusia tetapi fatal bagi babi, dan tidak ada vaksin untuk mencegah virus tersebut.

Thailand menangguhkan ekspor babi hidup mulai Kamis 6 Januari hingga 5 April 2022 untuk menopang pasokan domestik. Pihak berwenang memperkirakan Thailand hanya akan memiliki 13 juta babi tahun ini, kurang dari 19 juta yang biasanya dihasilkan.

Harga babi peternakan di Thailand dikutip sekitar 105 baht per kilogram minggu lalu, 30 persen lebih tinggi dari harga dari periode yang sama tahun lalu, menurut data dari Asosiasi Peternak Babi Thailand.

Harga daging babi di Bangkok minggu ini terpantau sekitar 182,50 baht per kilogram, hampir 29 persen lebih tinggi dari pada Januari 2021, menurut data Kementerian Perdagangan Thailand.

Baca Juga: Bukan Karena Malu, Ini Alasan Kenapa Babi Selalu Berjalan Menunduk

Seekor babi peliharaan mini di Bangkok mati karena infeksi demam babi afrika setelah dibawa pemiliknya untuk tes laboratorium, awal Desember 2021 di Universitas Kasetsart Thailand. (Sumber: Sputnik News)

Menurut informasi dari Kementerian Pertanian Indonesia, African Swine Fever ASF atau demam babi afrika adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

ASF, menurut Kementan, tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi.

Tanda-tanda Klinis ASF adalah kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum atau buah zakar babi, diare berdarah pada babi, babi yang terinfeksi berkumpul bersama yang sehat, kemerahan pada telinga si babi, demam (41 derajat Celsius), konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang2 muntah, diare atau sembelit, pendarahan kulit sianosis, babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, dan tidak mau makan.

ASF dapat menyebar melalui kontak langsung antar babi, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan, dan pakan yang terkontaminasi.

Untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang selama 2 bulan.

Untuk babi yang mati karena penyakit ASF dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan.

 




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x