Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden AS Joe Biden Umumkan Sukses Operasi di Suriah, Tewaskan Pemimpin ISIS Pengganti al-Baghdadi

Kompas.tv - 4 Februari 2022, 07:00 WIB
presiden-as-joe-biden-umumkan-sukses-operasi-di-suriah-tewaskan-pemimpin-isis-pengganti-al-baghdadi
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan keberhasilan operasi militer pasukan khusus AS di Suriah, yang menewaskan pemimpin tertinggi ISIS pasca al-Baghdadi, yaitu Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

WASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan keberhasilan operasi militer pasukan khusus AS di Suriah, yang menewaskan pemimpin tertinggi ISIS pasca al-Baghdadi, yaitu Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi.

Dalam operasi tersebut, al-Quraishi tewas meledakkan diri sehingga meruntuhkan lantai 3 persembunyiannya, yang sekaligus membunuh seluruh keluarganya, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut seorang pejabat senior AS.

“Tadi malam atas arahan saya, pasukan militer Amerika Serikat di barat laut Suriah berhasil melakukan operasi kontra-terorisme untuk melindungi rakyat Amerika dan sekutu kami, dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman,” kata Biden, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (3/2/2022). 

Quraishi mengambil alih sebagai pemimpin organisasi teror ISIS setelah mantan pemimpin Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam serangan Amerika Serikat tahun 2019. Quraishi mengawasi serangan kelompok itu terhadap minoritas agama Yazidi di Irak.

Meskipun pengaruh kelompok itu berkurang setelah kekalahan telak dan hilangnya wilayah teritorial dalam beberapa tahun terakhir, ISIS tidak pernah sepenuhnya diberantas dan justru meningkatkan serangan teror dalam beberapa bulan terakhir.

“Berkat keterampilan dan keberanian angkatan bersenjata, kami telah keluarkan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi – pemimpin ISIS, dari medan pertempuran. Seluruh warga Amerika Serikat pulang dengan selamat dari operasi tersebut,” kata Biden dalam pernyataannya.

“Pasukan militer Amerika Serikat berhasil menghilangkan ancaman teroris besar bagi dunia, pemimpin global ISIS, yaitu Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi," kata Biden kemudian, dalam pidato yang disiarkan secara nasional.

Operasi tersebut merupakan kemunduran terbesar bagi organisasi teroris ISIS sejak pendahulu Qurashi, Baghdadi, tewas dalam serangan pasukan komando Amerika Serikat di wilayah Suriah yang sama di Idlib pada 2019.

Dalam pernyataan Biden yang disampaikan di Ruang Roosevelt Gedung Putih, Biden mengatakan dia memerintahkan pasukan khusus untuk menyerang secara fisik lewat darat, daripada hanya membom rumah tempat pemimpin ISIS itu berada, untuk meminimalkan korban sipil, "Meskipun ini berarti risiko yang jauh lebih besar kepada anak bangsa kita sendiri.”

Baca Juga: Diduga Incar Penerus ISIS, AS Serang Rumah di Suriah, 13 Tewas termasuk Perempuan dan Anak-Anak

Warga memeriksa rumah yang hancur menyusul operasi militer AS di desa Atmeh, Suriah, di provinsi Idlib, Suriah, Kamis, 3 Februari 2022. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan keberhasilan operasi militer pasukan khusus AS di Suriah, yang menewaskan pemimpin tertinggi ISIS pasca al-Baghdadi, yaitu Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi. (Sumber: AP Photo/Ghaith Alsayed)

"Rumah itu berisi keluarga, termasuk anak-anak dan saat pasukan kami mendekat untuk menangkap teroris, dalam tindakan pengecut, tanpa memerhatikan kehidupan keluarganya atau orang lain di dalam gedung, dia (al-Quraishi) memilih untuk meledakkan dirinya sendiri,” kata Biden.

Qurashi tidak hanya meledakkan rompi bunuh diri untuk bunuh diri, tetapi juga meledakkan seluruh “lantai tiga” tempat persembunyiannya di kota Atmeh, kata Biden, dan membawa beberapa anggota keluarganya bersamanya.

Pentagon sebelumnya mengatakan, pasukan Operasi Khusus AS berhasil melakukan misi kontra-terorisme di barat laut Suriah pada hari Kamis, menambahkan bahwa tidak ada korban AS, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Penduduk kota Atmeh di Suriah barat laut dan pemberontak yang memerangi pemerintah Suriah sebelumnya melaporkan beberapa korban sipil dalam operasi dua jam itu, dengan mengatakan serangan itu diyakini menargetkan seorang tersangka militan yang berafiliasi dengan al-Qaeda.

Penduduk mengatakan serangan itu terjadi sekitar tengah malam di daerah padat penduduk dekat perbatasan dengan Turki, di mana puluhan ribu pengungsi Suriah tinggal di kamp-kamp darurat atau perumahan yang penuh sesak.

Tidak ada laporan mengenai gerilyawan yang terbunuh, tetapi penduduk mengatakan mereka mendengar suara tembakan keras selama operasi, yang menunjukkan perlawanan terhadap serangan itu.

Charles Lister, rekan senior di Middle East Institute yang berbasis di Washington, mengatakan dia telah berbicara dengan penduduk yang mengatakan operasi itu berlangsung lebih dari dua jam.

"Jelas mereka menginginkan siapa pun yang masih hidup," kata Lister. "Ini sepertinya yang terbesar dari jenis operasi ini sejak serangan Baghdadi," katanya.

Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS, tewas dalam serangan Operasi Khusus AS di barat laut Suriah pada 2019. Setelah pembunuhan itu, kelompok tersebut berada di bawah pimpinan al-Quraishi, seorang warga Irak yang pernah ditahan Amerika Serikat, sebagai penggantinya.

Dalam serangan terakhir, penduduk dan sumber pemberontak mengatakan beberapa helikopter mendarat di dekat Atmeh di provinsi Idlib, kantong besar terakhir yang dikuasai oleh gerilyawan yang memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan ledakan terdengar di dekat rumah seorang militan asing.

Baca Juga: Ratusan Anak Belasan Tahun Terjebak Pertempuran ISIS Versus Pasukan Kurdi di Penjara Suriah

Salah satu kamar di rumah yang diserbu pasukan khusus AS di Idlib, Suriah Utara. Seorang pejabat intelijen Irak mengatakan target serangan kemungkinan penerus al-Baghdadi di ISIS, yaitu Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi. (Sumber: AP Photo/Ghaith Alsayed)

Militan yang menjadi tersangka sasaran sedang bersama keluarganya pada saat serangan itu, kata seorang pejabat pemberontak yang menolak disebutkan namanya.

Seorang warga mengatakan beberapa orang tewas dalam serangan itu, sementara yang lain mengatakan penyelamat mengeluarkan setidaknya 12 mayat dari puing-puing gedung bertingkat, termasuk anak-anak dan perempuan.

Saksi mata mengatakan pesawat pengintai tak dikenal masih melayang di daerah itu setelah pesawat yang diyakini sebagai helikopter meninggalkan lokasi setelah serangan berakhir.

Pejabat pemberontak mengatakan, keamanan dari Hayat Tahrir al-Sham, kelompok pemberontak utama yang menguasai bagian barat laut Suriah, bergegas ke lokasi setelah serangan itu.

Barat laut Suriah - Provinsi Idlib dan sabuk wilayah di sekitarnya - sebagian besar dikuasai oleh Hayat Tahrir al-Sham, mantan Front Nusra, yang merupakan bagian dari al-Qaeda hingga 2016.

Beberapa tokoh jihadis asing yang memisahkan diri dari kelompok tersebut membentuk kelompok Huras al-Din (Penjaga Agama), yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing, dan beberapa tahun terakhir menjadi sasaran serangan koalisi.

Selama bertahun-tahun, militer AS meluncurkan sebagian besar pesawat tak berawak untuk membunuh komandan tingkat atas al-Qaeda di Suriah utara, di mana kelompok militan aktif selama lebih dari satu dekade perang saudara Suriah.

Operasi koalisi pimpinan Amerika Serikat terhadap sisa-sisa sel tidur ISIS lebih sering terjadi di timur laut Suriah yang dipegang oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi.

 



Sumber : Bloomberg



BERITA LAINNYA



Close Ads x