Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pendeta Ukraina Tewas Terbunuh Usai Gagah Berani Hadapi Tank Rusia

Kompas.tv - 25 Maret 2022, 10:14 WIB
pendeta-ukraina-tewas-terbunuh-usai-gagah-berani-hadapi-tank-rusia
Pendeta Ukraina, Rostyslav tewas terbunuh setelah dengan gagah berani menghadapi tank Rusia yang mendekati desanya. (Sumber: BBC)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

KIEV, KOMPAS.TV - Seorang pendeta Ukraina tewas terbunuh setelah dengan gagah berani menghadapi tank Rusia yang mendekati desa kecil di Ukraina.

Pendeta Rostyslav Dudarenko, pendeta di Desa Kecil Yasnohorodka, 40km sebelah barat Kiev, tengah berjaga di pos pemeriksaan masuk ke desa tersebut saat insiden itu terjadi, Sabtu (5/3/2022).

Pos pemeriksaan itu dijaga oleh sukarelawan, yang terdiri dari warga sekitar.

Saat itu, Pendeta Dudarenko tengah memeriksa kendaraan yang mendekati pos penjagaan.

Baca Juga: Biden Sebut Xi Jinping Mengerti Konsekuensi Jika China Bantu Rusia di Ukraina

Saat itu, ia tengah menggunakan pakaian sipil, namun tetap memberikan dukungan spiritual kepada warga desa.

Tiba-tiba tiga tank Rusia datang mendekati pos penjagaan Pendeta Dudarenko.

Saksi mata sekaligus penyintas insiden tersebut, Yukhym (bukan nama aslinya), mengatakan mereka langsung bersembunyi di hutan.

Mereka juga siap berkonfrontasi jika memang diperlukan.

Yukhym mengatakan kepada BBC, ketika tiba di pos penjagaan, pasukan Rusia mulai menembak ke segala arah.

“Saat mereka menyadari kita bersembunyi di semak-semak, mereka langsung berusaha melindas kami dengan tank,” katanya.

Yukhym mengatakan Dudarenko kemudian memutuskan untuk keluar dari persembunyian dan maju menghadapi tank.

“Saya melihat Rostyslav mengangkat salib di atas kepalanya, bangkit dari persembunyiannya, meneriakkan sesuatu yang berjalan ke arah mereka,” tutur Yukhym.

“Mungkin ia akan menghentikan mereka. Saya mencoba memanggilnya,” lanjutnya.

Yukhym mengatakan kemudian pasukan Rusia menembak ke arah sang pendeta.

“Dan semua terjadi begitu saja. Ia kemudian melakukan beberapa kali dan kemudian terjadi,” katanya.

Baca Juga: Pakar UGM: Indonesia sebagai Ketua G20 Berpeluang Jadi Juru Runding Krisis Rusia-Ukraina

Yukhym, yang pada saat itu juga terluka tembak mengatakan mereka akan terbunuh, jika pasukan Ukraina tidak tiba untuk memukul mundur tentara Rusia.

Menurut sukarelawan lainnya, Eduard, kelompok sukarelawan Dudarenko tak memiliki status militer.

Beberapa dari mereka memang ada yang mengikuti latihan militer, dan sempat merasakan konflik dengan Rusia di Donbas.

Kebanyakan dari mereka berusia 50 tahun. Dudarenko sendiri berusia 45 tahun.




Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x