Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Efek Besar Perang Ukraina: Warga Mariupol Kelaparan hingga Kurangnya Pasokan Pangan Dunia

Kompas.tv - 15 April 2022, 07:51 WIB
efek-besar-perang-ukraina-warga-mariupol-kelaparan-hingga-kurangnya-pasokan-pangan-dunia
Direktur Eksekutif Badan Pangan PBB World Food Program (WFP) David Beasley menyatakan warga Mariupol kelaparan akibat sulitnya pasokan makanan ke wilayah tersebut. Selain itu, perang Ukraina akan berdampak pada negara-negara lain karena Ukraina merupakan salah satu pemasok utama gandum dan biji-bijian di dunia. (Sumber: Associated Press.)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Deni Muliya

KIEV, UKRAINA — Kepala Program Pangan Dunia PBB mengatakan, warga Mariupol “mati kelaparan" di kota yang dikepung pasukan Rusia tersebut.

Dia memperkirakan krisis kemanusiaan negara itu kemungkinan akan memburuk karena Rusia mengintensifkan serangannya di wilayah tersebut pada minggu-minggu mendatang.

Direktur eksekutif World Food Program (WFP) David Beasley juga memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina yang merupakan salah satu negara pengekspor gandum terbesar di dunia itu, berisiko membuat negara-negara lain kekurangan pangan.

Hal ini dapat memicu gelombang migran untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain.

“Perang yang dimulai 24 Februari ini menghancurkan warga Ukraina,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Ia menyesali kurangnya akses yang dihadapi oleh WFP dan organisasi bantuan lainnya dalam mencoba menjangkau mereka yang membutuhkan di tengah konflik.

Sifat konflik yang berubah-ubah, membuat pertempuran bergeser dari daerah sekitar ibu kota menuju Ukraina timur.

Pergeseran tempat pertempuran ini membuat mereka sulit menjangkau orang-orang Ukraina yang kelaparan.

WFP sedang mencoba untuk menempatkan persediaan makanan sekarang di daerah-daerah yang dapat terjebak dalam pertempuran.

Namun Beasley mengakui bahwa ada banyak kesulitan yang mereka temui karena situasi yang terus berubah.

Baca Juga: Kapal Perang Rusia yang Tenggelam di Ukraina Punya Sejarah Panjang, Digunakan Sejak Perang Dingin

Kurangnya akses adalah bagian dari masalah. Tetapi mereka juga mengalami kekurangan tenaga kerja dan bahan bakar karena sumber daya dialihkan untuk upaya perang.

“Ini tidak hanya akan terjadi beberapa hari ke depan, tetapi beberapa minggu dan beberapa bulan ke depan bahkan bisa menjadi lebih rumit daripada sekarang,” katanya.

“Faktanya masalah itu semakin buruk, terkonsentrasi di area tertentu, dan garis depan akan bergerak,” ujarnya

Beasley menyatakan keprihatinan khusus tentang kota Mariupol, terutama karena jumlah tentara Ukraina yang semakin berkurang untuk melawan pengepungan Rusia disana.

Sekitar 100.000 warga sipil yang sangat membutuhkan makanan, air dan pemanas, kini terjebak di kota tersebut.

Pasukan Rusia yang mengontrol akses ke kota tidak mengizinkan masuknya bantuan ke Mariupol, meskipun WFP telah meminta akses.

“Kami tidak akan menyerah untuk membantu warga Mariupol dan orang-orang di tempat lain yang tidak dapat kami jangkau. Tapi ini adalah situasi yang menghancurkan: orang-orang mati kelaparan,” katanya.

Baca Juga: Nasib Kapal Perang yang Dirudal Ukraina Tak Jelas, Kiev Sebut Tenggelam, Moskow Bilang Masih Ngapung

Rusia bertekad untuk merebut kota itu sehingga pasukannya dari Semenanjung Krimea dapat sepenuhnya terhubung dengan pasukan di tempat lain di wilayah Donbas timur, jantung industri Ukraina, yang merupakan target serangan yang akan datang.

Efek Perang Ukraina Pada Pasokan Pangan Dunia

Kepala WFP memperingatkan efek dari perang Ukraina juga akan berpengaruh pada negara-negara lain, karena Ukraina berperan sebagai pemasok biji-bijian yang utama di dunia.

Baca Juga: Detik-detik Rudal Ukraina Serang Kapal Perang Rusia di Laut Hitam

Rusia dan Ukraina bersama-sama memproduksi 30% dari pasokan gandum dunia dan mengekspor sekitar tiga perempat minyak biji bunga matahari dunia.

Setengah dari gandum yang dibeli WFP untuk didistribusikan ke seluruh dunia berasal dari Ukraina.

“Sekitar 30 juta metrik ton biji-bijian tujuan ekspor tidak dapat dikirim karena perang,” kata Beasley.

Petani Ukraina sedang berjuang untuk mengakses pupuk dan benih, dan mereka yang masih dapat menanam, mungkin akan mengalami hasil panen mereka membusuk di ladang jika perang masih terjadi. 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x