Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Siap Jadi Tuan Rumah Perundingan Putin-Zelensky: Sebuah Kehormatan Besar

Kompas.tv - 20 April 2022, 20:57 WIB
israel-siap-jadi-tuan-rumah-perundingan-putin-zelensky-sebuah-kehormatan-besar
Ilustrasi. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam konferensi pers di Yerusalem pada Sabtu (6/11/2021). Pada Rabu (20/4/2022), Duta Besar Israel untuk Rusia, Alexander Ben Zvi mengaku negaranya siap menjadi penengah sekaligus tuan rumah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Sumber: Ohad Zwigenberg/Pool Haaretz via Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Duta Besar Israel untuk Rusia, Alexander Ben Zvi mengaku negaranya siap menjadi penengah sekaligus tuan rumah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan ini dimungkinkan jika perundingan damai Rusia-Ukraina telah mencapai tahap akhir.

Saat diwawancara kantor berita TASS, Rabu (20/4/2022), Ben Zvi menyebut peran Israel sebagai penengah konflik Rusia-Ukraina akan menjadi “kehormatan besar.”

“Mereka (Putin dan Zelensky) mesti membuat keputusan terlebih dulu. Kami akan senang menjamu pertemuan seperti itu di Yerusalem,” kata Ben Zvi kepada TASS.

Alexander Ben Zvi menyebut negaranya bisa mengambil peran seperti Turki yang sukses menjadi tuan rumah perundingan Rusia-Ukraina di Istanbul pada akhir Maret lalu.

Baca Juga: Masih Diserang Rusia, Warga Ukraina Ambil Bantuan Saat Serangan Masih Berlangsung

Pertemuan di Istanbul itu disebut mencapai hasil positif, membuka kemungkinan pertemuan masing-masing kepala negara untuk menyegel kesepakatan damai.

Akan tetapi, situasi perundingan Rusia-Ukraina tidak menunjukkan progres berarti belakangan ini. Terlebih lagi usai Rusia meluncurkan serangan besar ke timur Ukraina.

Sebelumnya, Zelensky sempat menyampaikan bahwa Yerusalem dapat menjadi tempat tepat bagi negosiasi Rusia-Ukraina dan Israel bisa mengemban peran penting demi perdamaian.

Israel sendiri bersikap hati-hati sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Perdana Menteri Naftali Bennett cenderung tak mau menyalahkan Rusia. Sedangkan Menteri Luar Negeri Yair Lapid muncul dengan pernyataan-pernyataan lebih keras terhadap Rusia.

Alexander Ben Zvi menyebut Bennett dan Putin berkomunikasi secara reguler walaupun Rusia tengah menginvasi Ukraina.

“Mereka (Bennett dan Putin) berkomunikasi secara rutin. Saya tidak bisa mengatakan kapan tepatnya komunikasi selanjutnya akan berlangsung,” kata Ben Zvi.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Diperkirakan Berkurang, IMF Salahkan Invasi Rusia ke Ukraina


 



Sumber : TASS



BERITA LAINNYA



Close Ads x