Kompas TV internasional kompas dunia

Ferdinand Marcos Jr: Jangan Nilai Saya dari Perbuatan Leluhur, tapi dari Perbuatan Saya Sendiri

Kompas.tv - 11 Mei 2022, 09:30 WIB
ferdinand-marcos-jr-jangan-nilai-saya-dari-perbuatan-leluhur-tapi-dari-perbuatan-saya-sendiri
Pemenang pemilu presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong hari Selasa (10/5/2022), meminta dunia untuk menilai dirinya dari perbuatannya, bukan dari perbuatan leluhurnya (Sumber: AP Photo/Aaron Favila)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Sihir Politik Sang Diktator Ferdinand Marcos Belum Sirna dari Filipina

Seorang simpatisan Marcos-Duterte menunjukkan tato diktator Ferdinand Marcos (atas), Ferdinand Bonbong Marcos Jr. (kiri), dan Presiden Filipina Rodrigo Dutete di Mandalayuong, Filipina, Selasa (10/5/2022). Putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos, Selasa (10/5/2022), meminta dunia untuk menilai dirinya dari perbuatannya, bukan dari perbuatan leluhurnya. (Sumber: Aaron Favila/Associated Press)

Dua dari pemohon, termasuk kelompok kiri Akbayan, mengatakan mereka akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Wali Kota Manila Francisco Domagoso, yang berada di urutan keempat, menjadi calon presiden pertama yang mengakui kekalahan.

Kemenangan besar bagi Marcos Jr adalah mengamankan putri Presiden Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio, sebagai pasangan wakil presidennya.

Dia memenangkan lebih dari tiga kali jumlah suara dibandingkan dengan saingan terdekatnya dan juga kemungkinan memperluas daya tarik Marcos di banyak bidang.

Kelompok HAM Filipina Karapatan meminta rakyat Filipina untuk menolak kepresidenan Marcos yang baru, yang dikatakan dibangun di atas kebohongan dan disinformasi "untuk menghilangkan anyir citra menjijikkan Marcos".

"Marcos Jr belum secara terbuka mengakui kejahatan ayah dan peran keluarganya, sebagai penerima manfaat langsung," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Marcos Jr terus meludahi kuburan dan penderitaan yang dialami oleh semua korban darurat militer Marcos dengan berpura-pura tidak tahu tentang banyak kekejaman yang terdokumentasi."

Baca Juga: Anak Diktator Marcos Menang di Pilpres Filipina, Amnesty Khawatirkan Kondisi HAM

Presiden petahana Rodrigo Duterte yang akan mengakhiri masa jabatan usai mencoblos pada 9 Mei 2022. Pemenang pilpres Filipina Ferdinand Marcos Jr, Selasa (10/5/2022), meminta dunia untuk menilai dirinya dari perbuatannya, bukan dari perbuatan leluhurnya. (Sumber: Straits Times)

Sementara itu, Amnesty International menuduh Marcos Jr dan pasangannya menghindari pembahasan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk yang dilakukan di bawah darurat militer dan selama perang berdarah Presiden Duterte terhadap narkoba.

Marcos Jr, yang menghindari debat dan wawancara selama kampanye, baru-baru ini memuji ayahnya sebagai seorang jenius dan negarawan, tetapi juga kesal dengan pertanyaan tentang era darurat militer.

Marcos Jr menyebut dirinya seorang politisi yang berhati-hati, dan dalam sebuah catatan harian, ayahnya pernah mengatakan dia khawatir tentang putranya sebagai seorang anak yang terlalu "malas dan periang".

Saat penghitungan suara menunjukkan kemenangan Marcos Jr, Leni Robredo mengatakan kepada para pendukungnya untuk melanjutkan perjuangan mereka demi kebenaran hingga pemilihan berikutnya.

"Butuh waktu untuk membangun struktur kebohongan. Kami punya waktu dan kesempatan untuk melawan dan membongkar ini," katanya.

Marcos Jr memberikan sedikit petunjuk tentang jejak kampanye seperti apa agenda kebijakannya, tetapi secara luas diharapkan mengikuti Presiden Rodrigo Duterte yang akan keluar, yang menargetkan pekerjaan infrastruktur besar, hubungan dekat dengan China dan pertumbuhan yang kuat.

Gaya kepemimpinan Duterte yang keras membuatnya mendapat dukungan besar.

Dr Aries Arugay, seorang profesor ilmu politik, mengatakan bahwa Marcos Jr memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk membuktikan bahwa dia tulus tentang persatuan, "Polarisasi ini akan tetap terjadi," katanya.




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x