Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Dokumen Pengadilan: 115 Serdadu Garda Nasional Rusia Dipecat karena Tolak Diterjunkan ke Ukraina

Kompas.tv - 28 Mei 2022, 21:26 WIB
dokumen-pengadilan-115-serdadu-garda-nasional-rusia-dipecat-karena-tolak-diterjunkan-ke-ukraina
Ilustrasi. Unit polisi khusus OMON dari Garda Nasional Rusia (Rosgvardiya) ketika menjalankan tugas pada 2016. (Sumber: Vitaly V. Kuzmin via Wikimedia)

Akan tetapi, invasi Rusia disebut tidak berlangsung sesuai rencana usai terpaksa mundur dari Kiev dan Kharkiv. 

Di lain sisi, pasukan Rosgvardiya dilaporkan menderita kekalahan besar karena terjebak pertempuran urban di kota-kota, bukan menjaganya sebagai wilayah pendudukan karena belum dikuasai Rusia.

Baca Juga: Jurnalis Rusia Temukan Indomie di Bekas Markas Pasukan Ukraina, Disebut Terindikasi Bantuan Asing

Dalam sebuah kasus terpisah, dokumen pengadilan mengindikasikan bahwa Moskow berniat menduduki Ukraina dengan serangan cepat yang melumpuhkan ibu kota Kiev.

Pada Jumat (27/5/2022), menurut laporan The Guardian, dokumen pengadilan dengan terdakwa seorang jurnalis Siberia mengungkap peran lebih lanjut Rosgvardiya dan rencana serangan cepat Kremlin.

Kasus ini mendudukkan Mikhail Anfasyev, pemimpin redaksi Novy Fokus, di pengadilan Republik Khakassia, subjek federal Federasi Rusia di Siberia.

Media yang dipimpin Afnasyev menerbitkan laporan tentang suatu unit Rosgvardiya lain yang juga menolak diterjunkan ke Ukraina. Testimoni para saksi mengonfirmasi bahwa 11 serdadu Rosgvardiya dari Khakassia menolak ke medan tempur.

Testimoni tersebut juga memperkuat dugaan bahwa Vladimir Putin merencanakan blitzkrieg. Dalam testimoninya, seorang serdadu Rosgvardiya mengaku bahwa komandannya menginstruksikan mereka untuk “berpatroli di jalan-jalan dan persimpangan Kiev.” Instruksi itu diberitahukan tiga hari sebelum invasi diluncurkan.

Isu pembangkangan dan semangat tempur rendah menerpa militer Rusia sejak awal-awal invasi ke Ukraina. Berbagai laporan muncul tentang tentara yang mengeklaim “tidak tahu” akan diterjunkan ke Ukraina.

Bulan ini, Pentagon mengeklaim telah menerima “laporan-laporan anekdotal” bahwa “perwira menengah di berbagai jenjang, bahkan hingga jenjang batalion” menolak mengikuti perintah atau mengikuti perintah dengan “kecakapan” yang diharapkan.

Baca Juga: Zelenskyy: Keperkasaan Militer Rusia Hanya Mitos, Ukraina akan Menang di Donbass


 




Sumber : The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x