Kompas TV internasional kompas dunia

Marcos Jr Sahabat Erat China Segera Jadi Presiden Filipina, Sengketa Wilayah Mengintip di Tikungan

Kompas.tv - 31 Mei 2022, 18:00 WIB
marcos-jr-sahabat-erat-china-segera-jadi-presiden-filipina-sengketa-wilayah-mengintip-di-tikungan
Struktur dan bangunan China di pulau buatan di Mischief Reef di gugusan pulau Spratlys di Laut China Selatan terlihat pada Minggu, 20 Maret 2022. Filipina, Selasa (31/5/2022), mengirim nota protes diplomatik kepada China atas perselisihan di Laut China Selatan menjelang pelantikan Marcos Jr menjadi presiden. (Sumber: AP Photo/Aaron Favila)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Secara terpisah, pejabat urusan luar negeri Filipina pada Senin malam mengatakan, mereka telah memanggil seorang diplomat China pada awal April untuk memprotes dugaan pelecehan oleh penjaga pantai China terhadap sebuah kapal penelitian di Laut China Selatan.

Mereka mengatakan, mereka sedang meninjau pelanggaran hak Filipina baru-baru ini di Second Thomas Shoal dan Reed Bank, yang terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Manila tetapi juga diklaim oleh China, sebelum mengambil tindakan diplomatik lebih lanjut.

Filipina juga mengatakan telah memanggil seorang pejabat Kedutaan Besar China di Manila untuk memprotes “pelecehan oleh penjaga pantai China” terhadap kapal penelitian R/V Legend, yang sedang melakukan survei garis patahan bawah laut di sepanjang Palung Manila di sebelah barat Filipina utara.

Para diplomat Filipina tidak memberikan perincian lain, tetapi orang-orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah itu mengatakan kepada The Associated Press bulan lalu, sebuah kapal penjaga pantai China membayangi R/V Legend, yang membawa lima ilmuwan Filipina dan sejumlah rekan Taiwan yang tidak ditentukan, mulai 25 sampai 30 Maret lalu.

Baca Juga: Filipina Umumkan Pembelian Peluru Kendali Jelajah BrahMos dari India, Laut China Selatan Makin Panas

FIlipina setuju membeli sistem peluru kendali anti-kapal dari India, untuk menopang keamanan negaranya dalam menghadapi agresi China yang meningkat di Laut China Selatan, seperti dilansir Straits Times, Jumat, 14 Januari 2022. (Sumber: Defence Talk)

Sebuah kapal penjaga pantai China bermanuver sekitar 2 hingga 3 mil laut (3 hingga 5 kilometer) dari R/V Legend, menimbulkan kekhawatiran di antara para ilmuwan karena kapal penelitian itu menarik kabel survei di laut, kata Carla Dimalanta dari Institut Nasional Ilmu Geologi di Universitas Filipina.

Survei lepas pantai, yang dijadwalkan berakhir 13 April, merupakan proyek bersama institut Filipina dan Universitas Pusat Nasional di Taiwan dan bertujuan untuk membantu memetakan patahan lepas pantai dan fitur geologis lainnya yang dapat memicu gempa bumi, tsunami, dan bahaya lainnya.

Penelitian ini sebagian didanai oleh Departemen Sains dan Teknologi Filipina, katanya.

Ilmuwan Filipina melaporkan insiden itu kepada pemerintah Filipina, yang mengerahkan kapal patroli penjaga pantai, BRP Capones, untuk mengawasi kapal penelitian itu, kata penjaga pantai di Manila bulan lalu.

China, Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei telah terkunci dalam kebuntuan teritorial yang tegang di jalur perairan yang sibuk selama beberapa dekade.

Dalam beberapa tahun terakhir, Filipina memprotes pemblokiran penjaga pantai China terhadap kapal pasokan Filipina dalam perjalanan ke Second Thomas Shoal, di mana marinir Filipina berjaga-jaga di atas kapal angkatan laut yang sudah lama terdampar.

Kapal-kapal China juga mengganggu kapal-kapal Filipina yang mengeksplorasi minyak dan gas bawah laut di Reed Bank, kata para pejabat Filipina.




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x