Kompas TV internasional kompas dunia

Shinzo Abe Dimakamkan di Kampung Halaman 12 Juli, Warga Jepang Kenang Sosoknya yang Menyenangkan

Kompas.tv - 9 Juli 2022, 19:33 WIB
shinzo-abe-dimakamkan-di-kampung-halaman-12-juli-warga-jepang-kenang-sosoknya-yang-menyenangkan
Wartawan NHK Sigit Purnomo saat menjelaskan perkembangan penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, saat dihubungi KOMPAS TV di program KOMPAS PETANG, Sabtu (9/7/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jenazah mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya di Yamaguchi.

Sabtu siang waktu setempat (9/7/2022), jenazah telah dijemput dari rumah sakit di Tokyo, ke rumah duka di Shibuya, Tokyo.

Jenazah akan disemayamkan di rumah duka hingga pemakaman yang rencananya dilakukan pada Selasa (12/7).

Baca Juga: Tertangkap Kamera! Gerak-gerik Pelaku Sebelum Tembak Shinzo Abe dari Belakang

Kepada KOMPAS TV, wartawan NHK Sigit Purnomo menyatakan, proses pemakaman nantinya akan digelar dalam dua sesi.

Sesi pertama berupa semacam upacara tradisi pelepasan, pada Senin (11/7). Menurut Sigit, biasanya tradisi pelepasan jenazah akan diikuti oleh orang-orang terdekat. 

Sehari kemudian pada Selasa (12/7), upacara pemakaman kenegaraan akan dilakukan di kampung halaman Shinzo Abe di Yamaguchi.

Terkait investigasi pelaku penembakan, Sigit menyatakan, kepolisian masih mendalami motif pelaku. Hasil pemeriksaan sementara mengungkap, pelaku mengaku tidak memiliki dendam terhadap Shinzo Abe.

Aksi pembunuhan itu dilatarbelakangi rasa tidak suka terhadap organisasi keagamaan tertentu. Ini dikarenakan sosok Abe merupakan tokoh yang berpengaruh di organisasi keagamaan tersebut. Hingga, aksi pembunuhan pun menyasar Abe.

Baca Juga: Pembunuh Shinzo Abe Dendam dengan Suatu Organisasi, Mengira Eks PM Jepang Itu Anggotanya

"Tetapi ini masih terus ditelusuri, karena dari sumber kepolisian, pelaku selalu beri jawaban berbeda-beda," ujar Sigit saat dihubungi di program KOMPAS PETANG, Sabtu (7/9/2022).

Lebih lanjut Sigit menyebut, pelaku penembakan Abe yang diidentifikasi sebagai warga Nara bernama Tetsuya Yamagami (41) itu pernah bergabung sebagai personel Pasukan Bela Diri di Angkatan Laut Jepang selama tiga tahun, dari 2002 hingga 2005. Ini, tekan Sigit, menjelaskan musabab mengapa pelaku punya kemampuan merakit senjata.

"Tahun 2002 sampai 2005, pelaku pernah sebagai marinir. Ini sebab kenapa pelaku punya kemampuan bikin senpi. Karena, izin senpi itu sangat sulit diberikan, (persyaratannya butuh) rangkaian panjang," terang Sigit.

Di kediaman pelaku, kepolisian juga menemukan bahan peledak, dan senjata rakitan lain yang sama saat peristiwa penembakan Abe. Ditemukan juga data tentang pemberitahuan bahwa Shinzo Abe akan datang ke lokasi sebelum kejadian.

Baca Juga: Jepang Punya Kontrol Senjata Ketat dan Tingkat Kriminalitas Rendah, Kenapa Shinzo Abe Ditembak Mati?

"Sejauh ini pelaku bertindak sendiri. Pelaku tunggal atau lone wolf," ujar Sigit.

Masyarakat Jepang sangat berduka

Menyusul kematian Abe, banyak warga Jepang yang kehilangan dan merasa sedih. Warga Jepang banyak yang mendatangi kediaman Abe di Tokyo, maupun lokasi kejadian untuk berdoa dan meletakkan karangan bunga.

Terkait hal ini, Sigit menyebut, sosok Abe adalah sosok populer yang memiliki banyak loyalis di seantero Jepang.

"Dia PM (dengan periode pemerintahan) terpanjang di Jepang, punya pengaruh politik luas di Jepang. Banyak loyalisnya, sehingga kematian ini sangat membuat banyak orang bersedih," terang Sigit. 


Warga Jepang saling berbagi di media sosial tentang kehilangan mereka akan sosok Abe.

Di Twitter, banyak beredar video yang menggambarkan Abe sebagai sosok yang menyenangkan. Salah satunya disebut amat meninggalkan kesan mendalam di hati warga Jepang yang mengenang Abe.

Baca Juga: Jepang Berkabung, Jasad Shinzo Abe Dibawa Pulang ke Tokyo

"Salah satunya ketika Shinzo Abe memakai kostum Mario Bros untuk memperkenalkan Olimpiade Tokyo, dilakukan saat Olimpiade Rio di Brasil," pungkas Sigit.

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x