Kompas TV internasional kompas dunia

Mantan Presiden Sri Lanka Dilaporkan Tinggalkan Singapura Menuju Thailand

Kompas.tv - 11 Agustus 2022, 20:58 WIB
mantan-presiden-sri-lanka-dilaporkan-tinggalkan-singapura-menuju-thailand
Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, yang bulan lalu melarikan diri dari protes anti-pemerintah di negaranya, dilaporkan telah meninggalkan Singapura, kata otoritas imigrasi di sana, Kamis, (11/8/2022) (Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

BANGKOK, KOMPAS.TV Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, yang bulan lalu melarikan diri dari protes anti-pemerintah di negaranya, dilaporkan telah meninggalkan Singapura, kata otoritas imigrasi di sana, Kamis (11/8/2022).

Pengumuman satu kalimat di situs web Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan tidak memberikan informasi tujuan Gotabaya. Tetapi, para pejabat di Thailand pada Rabu menyatakan, mereka diminta pemerintah Sri Lanka untuk mengizinkan Gotabaya masuk dan tinggal untuk sementara.

Melansir Associated Press, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dia mengetahui tujuan kunjungan Rajapaksa dan bahwa kunjungan itu diizinkan karena alasan kemanusiaan. Lantaran, mantan presiden itu mencari suaka di negara ketiga.

Namun, PM Thailand tidak menguraikan lebih rinci terkait hal itu.

Rajapaksa tidak membuat komentar publik tentang rencana perjalanannya.

Setelah melarikan diri dari Sri Lanka bulan lalu, ia pertama kali pergi ke negara tetangga Maladewa dengan pesawat militer Sri Lanka dan kemudian ke Singapura. Dia mengajukan pengunduran dirinya hanya setelah dia meninggalkan Sri Lanka.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Tiba di Singapura dan Dilaporkan Sudah Menyatakan Mundur

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa hari Kamis (14/7/2022) dilaporkan mendarat di Singapura dengan pesawat komersial dan dilaporkan sudah menyatakan mundur. (Sumber: BBC/Getty Images)

Warga Sri Lanka telah menggelar protes jalanan besar-besaran selama berbulan-bulan menuntut reformasi demokrasi dan solusi atas keruntuhan ekonomi negara itu.

Para pengunjuk rasa yang telah menduduki kantor-kantor resmi dan tempat tinggal di ibukota Sri Lanka, Kolombo, menyalahkan keluarga Rajapaksa atas krisis ekonomi yang telah menyebabkan kekurangan bahan-bahan pokok seperti obat-obatan, makanan dan bahan bakar di negara itu.

Negara kepulauan itu sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional untuk program bailout atau penyelamatan.


 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan pada hari Rabu bahwa "tinggal di Rajapaksa bersifat sementara dengan tujuan perjalanan selanjutnya. Tidak ada suaka politik yang dicari." Dia menolak mengatakan Kamis apakah mantan presiden itu telah tiba di Thailand.

Selain dikritik karena salah mengelola ekonomi negaranya, Rajapaksa dituduh oleh kelompok hak asasi manusia terlibat dalam kejahatan perang ketika ia menjadi menteri pertahanan selama perang saudara Sri Lanka, yang berakhir pada 2009.

 




Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x