Kompas TV internasional kompas dunia

Potret Kekerasan Senjata Api Amerika: 400 Juta Bedil Beredar, 20.000 Pembunuhan per Tahun

Kompas.tv - 3 September 2022, 06:43 WIB
potret-kekerasan-senjata-api-amerika-400-juta-bedil-beredar-20-000-pembunuhan-per-tahun
Ilustrasi. Tempat kejadian perkara penembakan di sebuah supermarket di Bend, negara bagian Oregon, Amerika Serikat (AS), 28 Agustus 2022. Peneliti menyebut ada 400 senjata api yang beredar di AS dan 20.000 pembunuhan dengan senjata api per tahun. (Sumber: Ryan Brennecke/The Bulletin via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) masih dibayangi fenomena kekerasan senjata api dan penembakan massal. Pekan lalu, setidaknya terdapat tiga penembakan massal yang terjadi di berbagai daerah.

Associated Press melaporkan, Jumat (2/9/2022), penembakan massal terjadi di sebuah supermarket di negara bagian Oregon oleh seseorang bersenjata lengkap.

Sementara di Detroit, negara bagian Michigan, seseorang melakukan penembakan acak di jalanan. Insiden serupa terjadi di Phoenix, negara bagian Arizona, ketika pelaku yang mengenakan rompi antipeluru melakukan penembakan massal.

Menurut pakar, peristiwa penembakan massal kerap diliput secara luas dan menghasilkan berita yang mengejutkan sekaligus menakutkan. Namun, jika bicara jumlah korban, kerugian akibat penembakan individual lebih banyak.

James Fox, seorang profesor di Universitas Northeastern yang membuat basis data penembakan massal sejak 2006 bersama Associated Press dan USA Today, menyebut korban jiwa penembakan massal “hanya” sejumlah 1% dari total korban jiwa pembunuhan senjata api di AS.

Baca Juga: Penembakan di Atlanta, Dua Orang Tewas dan Satu Terluka, Pelaku Perempuan Kini Ditahan

Saat membicarakan tiga penembakan pada akhir pekan lalu, Fox menyebutnya tidak sesuai kriteria penembakan massal versinya.

Menurutnya, suatu penembakan massal menimbulkan korban jiwa empat atau lebih orang selain pelaku dalam kurun 24 jam.

Akan tetapi, Fox mengakui bahwa insiden-insiden tersebut menimbulkan ketakutan karena sifat kekerasannya.


“Kita punya sebanyak 20.000 pembunuhan dengan senjata api per tahun, dan kebanyakan dari itu jumlah korbannya satu orang (per kasus). Terkadang dua, terkadang tiga, jarang empat atau lebih,” kata Fox.

AS sendiri dikenal memiliki hukum kontrol senjata api yang longgar. Sehingga, warga sipil mudah mendapatkan senjata api, dari pistol hingga senapan serbu.

Menurut Jeffrey Butts, direktur pusat riset dan evaluasi di John Jay College of Criminal Justice Universitas New York, ada 400 juta senjata api yang beredar di AS saat ini.

Pandemi Covid-19 dan kerusuhan yang terjadi beberapa tahun belakangan disebutnya turut meningkatkan jumlah pemilik senjata api.

Baca Juga: Taiwan Mulai Timbun Senjata Amerika Serikat yang Dipandang Sukses di Perang Rusia dan Ukraina

Pada 2019-2021, delapan juta warga AS disebut membeli senjata api pertama mereka dan rentan menimbulkan insiden.

“Kita sudah punya 400 juta senjata api yang beredar. Jadi, jika Anda menambahkan itu dan memasukkan banyaknya pengguna baru (senjata api) di populasi, Anda mendapatkan kecelakaan, Anda mendapatkan perilaku yang tergesa-gesa, Anda menyaksikan orang-orang bereaksi atas hinaan kecil dan konflik dengan senjata api karena mereka sudah mengantonginya sekarang,” kata Butts.

Angka pembunuhan di AS sendiri dilaporkan menurun di sejumlah kota besar seperti New York dan Chicago. Namun, di daerah lain, angka pembunuhan justru meningkat, khususnya terkait senjata api.

Di Portland, negara bagian Oregon, angka pembunuhan meroket hingga 207% sejak 2019 dan telah ada 800 penembakan sepanjang 2022.

Sementara itu di Phoenix, negara bagian Arizona, Kepalas Polisi Jeri Williams menyatakan bahwa kekerasan senjata api tahun ini paling parah selama ia menjabat 33 tahun terakhir.

Baca Juga: Dampak Inflasi Amerika Serikat bagi Indonesia



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x