Kompas TV internasional kompas dunia

17 Orang Tewas dalam Unjuk Rasa di Peru, Tuntut Pembebasan Mantan Presiden Pedro Castillo

Kompas.tv - 10 Januari 2023, 14:18 WIB
17-orang-tewas-dalam-unjuk-rasa-di-peru-tuntut-pembebasan-mantan-presiden-pedro-castillo
Sedikitnya 17 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Peru selatan, kata kantor hak asasi manusia negara itu hari Senin, (9/1/2023), yang menjadi hari paling mematikan sejauh ini dari protes menuntut pemilihan dini dan pembebasan mantan presiden Pedro Castillo yang dipenjara. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

LIMA, KOMPAS.TV - Sedikitnya 17 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Peru selatan, yang menjadi hari paling mematikan sejauh ini dari protes menuntut pemilihan dini dan pembebasan mantan presiden Pedro Castillo yang dipenjara. Demikian kata kantor hak asasi manusia negara itu hari Senin, (9/1/2023),

Seperti dilansir Straits Times, Selasa, (10/1/2023), bentrokan tersebut terjadi di Juliaca, sebuah kota dekat tepi Danau Titicaca di wilayah Puno Peru selatan.

Selain menewaskna 17 orang, bentrokan dengan polisi itu menyebabkan 68 orang terluka, kata pejabat kementerian kesehatan Puno Henry Rebaza kepada saluran televisi milik negara TV Peru. Korban tewas termasuk setidaknya dua remaja, menurut kementerian.

Beberapa jenazah mengalami luka tembak, kata direktur kesehatan daerah Puno Ismael Cornejo kepada stasiun radio lokal RPP.

Korban terakhir membuat jumlah korban tewas dari bentrokan anti-pemerintah dengan pasukan keamanan menjadi 39 orang sejak protes dimulai pada awal Desember, menyusul pencopotan dan penangkapan Castillo tak lama setelah dia mencoba membubarkan Kongres yang dipandang dilakukan secara ilegal.

Castillo menjalani 18 bulan penahanan pra-sidang atas tuduhan pemberontakan, yang dia bantah.

Baca Juga: Peru Rusuh Usai Penangkapan Eks Presiden Pedro Castillo, Darurat Nasional Diberlakukan

Pedro Castillo saat menjadi presiden Peru. Sedikitnya 17 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Peru selatan, kata kantor HAM Peru hari Senin, (9/1/2023), yang menjadi hari paling mematikan dari protes menuntut pemilihan dini dan pembebasan mantan presiden Pedro Castillo. (Sumber: AP Photo)

Rebaza juga mengatakan kepada Peru TV bahwa 28 petugas polisi yang terluka tidak dapat dievakuasi dari bandara Juliaca. Perdana Menteri Peru Alberto Otarola mengatakan ribuan pengunjuk rasa mencoba menyerbu bandara dan kantor polisi.

Pada siang hari di Juliaca, warga merekam tembakan dan asap di jalan-jalan saat pengunjuk rasa berlindung di balik pelat logam besar dan rambu jalan dan melemparkan batu ke arah polisi menggunakan ketapel improvisasi.

Rekaman lain menunjukkan warga memberikan alat pacu jantung (CPR) kepada seorang pria yang terbaring tak bergerak di tanah mengenakan jaket berlumuran darah, dan pengunjuk rasa yang terluka parah di ruang tunggu rumah sakit yang penuh sesak.

Seorang perempuan tak dikenal mengatakan kerabat mereka terkena peluru saat berjalan-jalan dengan seorang teman yang tinggal di dekatnya.

“Saya ingin bertanya kepada pemerintah pusat – bagaimana kita bisa memiliki begitu banyak kematian?” kata Dr Jorge Sotomayor Perales, kepala departemen perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Juliaca.

Baca Juga: Dilantik sebagai Presiden Baru Peru, Castillo Berjanji Memerintah oleh Rakyat dan untuk Rakyat

Pendukung mantan Presiden Peru Pedro Castillo demonstrasi di Lima, Peru, Senin (12/12/2022). Sedikitnya 17 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Peru selatan, kata kantor HAM Peru hari Senin, (9/1/2023), yang menjadi hari paling mematikan dari protes menuntut pemilihan dini dan pembebasan mantan presiden Pedro Castillo. (Sumber: AP Photo/Martin Mejia)

Kantor hak asasi manusia Peru, yang dikenal sebagai Kantor Ombudsman, meminta polisi mematuhi standar internasional dalam menggunakan kekuatan serta menuntut penyelidikan atas kematian pengunjuk rasa sambil mendesak pengunjuk rasa untuk menahan diri dari menyerang properti atau menghalangi pergerakan ambulans.

Sebelumnya pada Senin, Ombudsman mengatakan seorang bayi baru lahir meninggal saat dipindahkan dari kota Yunguyo, tenggara Juliaca, ke rumah sakit setempat dengan ambulans yang tertahan karena blokade jalan.

Protes menyerukan pemilihan awal dan pembebasan Castillo dilanjutkan minggu lalu setelah jeda liburan. Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Presiden baru Dina Boluarte, pembubaran Kongres dan perubahan konstitusi.

Berbicara pada pertemuan "kesepakatan nasional" sebelumnya pada hari Senin dengan perwakilan dari wilayah negara dan berbagai lembaga politik, Boluarte mengatakan dia tidak dapat mengabulkan beberapa tuntutan utama pengunjuk rasa, malah menyerukan warga untuk "merenung".

“Satu-satunya yang ada di tangan saya adalah memajukan pemilu, yang sudah kami usulkan,” katanya. “Apa yang kamu minta adalah dalih untuk terus menimbulkan kekacauan di kota-kota.”

Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika mengatakan akan melakukan kunjungan ke Peru dari Rabu hingga Jumat, mengunjungi Lima dan kota-kota lain untuk mengevaluasi situasi.




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x