Kompas TV internasional kompas dunia

Gawat! Dua Negara Afrika Laporkan Wabah Virus Marburg pada Saat Bersamaan

Kompas.tv - 13 April 2023, 06:55 WIB
gawat-dua-negara-afrika-laporkan-wabah-virus-marburg-pada-saat-bersamaan
Dunia kini menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya dua wabah virus Marburg yang terjadi secara bersamaan di Guinea Ekuatorial dan Tanzania. Virus Marburg berasal dari kelelawar, terutama kelelawar buah Mesir, yang menyebarkan virus ini langsung atau melalui host seperti monyet ke manusia.  (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

GUINEA EKUATORIAL, KOMPAS.TV – Dunia kini menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya dua wabah virus Marburg yang terjadi secara bersamaan di Guinea Ekuatorial dan Tanzania.

Seperti laporan France24, Rabu (12/4/2023), Virus Marburg ini sama mematikannya dengan virus Ebola karena keduanya berkaitan erat, namun wabah virus Marburg selama ini sangat jarang terjadi.

Pada 21 Maret lalu, Tanzania mengumumkan terjadinya wabah virus Marburg di negaranya. Hal ini menjadi sebuah sejarah baru, mengingat sebelumnya hanya Guinea Ekuatorial yang melaporkan wabah tersebut.

Hingga 6 April, dari delapan kasus yang terkonfirmasi, lima orang dilaporkan meninggal oleh US Center for Disease Control (CDC). CDC memperingatkan dokter di Amerika Serikat untuk “mewaspadai potensi kasus impor” walau risiko penyebaran virus ini ke Amerika Serikat rendah.

Baca Juga: Virus Marburg Telan 9 Korban Jiwa di Afrika, Kementerian Kesehatan Imbau Indonesia Waspada

Mikograf virus Marburg yang diambil pada 1981. Dunia kini menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya dua wabah virus Marburg yang terjadi secara bersamaan di Guinea Ekuatorial dan Tanzania. (Sumber: Erskine Palmer/Russell Regnery/CDC via Wikimedia)

Saat ini, Guinea Ekuatorial menjadi negara yang paling mengkhawatirkan karena hingga kini tercatat 15 kasus terkonfirmasi. Setidaknya 11 dari 15 pasien meninggal dalam beberapa hari setelah gejala awal muncul seperti muntah, diare, mual, dan demam tinggi.

Namun, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menduga jumlah resmi tersebut belum mencerminkan jumlah kasus sesungguhnya, mengingat kasus terkonfirmasi berada di wilayah yang jauh satu sama lain, sehingga “mungkin ada penyebaran virus di masyarakat yang belum terdeteksi”, seperti yang dicatat oleh CDC.

"Ini adalah masalah, wabah virus Marburg yang belum pernah terjadi di dua negara yang berbeda," kata Paul Hunter, seorang epidemiolog dari University of East Anglia.

“Terdapat percepatan jumlah wabah virus Marburg selama beberapa tahun terakhir," tambah Cesar Munoz-Fontela, seorang spesialis penyakit menular tropis di Bernhard Nocht Institute for Tropical Medicine di Hamburg.


 



Sumber : France24



BERITA LAINNYA



Close Ads x