DUBAI, KOMPAS.TV - Seorang bersenjata di sebuah bank di utara Iran dengan tenang mendekati seorang ulama senior Syiah, menembak dan membunuh ayatullah tersebut, Rabu (26/4/2023), seperti yang terlihat dalam rekaman kamera pengawas di lokasi kejadian dalam laporan Associated Press.
Ini adalah ulama senior yang tewas selama beberapa bulan terakhir dalam kekacauan yang mengguncang Republik Islam itu.
Pembunuhan Ayatullah Abbas Ali Soleimani menggemparkan baik para saksi yang menyaksikan penembakan maupun masyarakat umum.
Ulama ini pernah bertugas di Majelis Ahli yang memilih dan mengawasi pemimpin tertinggi Republik Islam Iran.
Peristiwa itu terjadi setelah protes massal dan tindakan keras aparat keamanan terhadap para demonstran menyusul kematian Mahsa Amini, seorang perempuan berusia 22 tahun, setelah ditangkap oleh polisi moral negara tersebut pada bulan September lalu.
Otoritas belum memberikan alasan langsung atas serangan ini di Babolsar, di Provinsi Mazandaran, Iran bagian utara, di dekat ibu kota Teheran. Awalnya, televisi negara menggambarkan seorang pria yang mengatasi seorang penjaga dan menembak ayatullah tersebut.
Baca Juga: Iran Eksekusi Hukuman Gantung Pelaku Pembunuhan Dua Ulama Syiah
Namun, rekaman kamera pengawas yang kemudian dibagikan secara luas oleh media Iran menunjukkan pelaku berada di dalam bank, membawa senjata terbuka dan berjalan-jalan sejenak sebelum akhirnya mendekati Soleimani dan menembaknya.
Saat suara tembakan terdengar, turban putih Soleimani jatuh ke lantai sementara tubuhnya jatuh lemas. Jendela di belakang ulama tersebut pecah.
Dua orang pria, salah satunya mengenakan seragam hijau, terlihat terdiam dan terkejut. Mereka kemudian menangkap pelaku sebelum rekaman berakhir.
Kementerian Dalam Negeri mengumumkan akan meluncurkan penyelidikan khusus terkait pembunuhan ini.
Soleimani, yang diperkirakan berusia 77 tahun, pernah bertugas di Majelis Ahli, sebuah panel dengan 88 anggota yang mengawasi jabatan pemimpin tertinggi Iran. Ia juga pernah menjabat sebagai perwakilan pribadi Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei untuk provinsi tenggara yang bergejolak, Sistan dan Baluchistan.
Ulama Syiah telah lama memegang peran penting di Iran, yang semakin bertambah kuat setelah Revolusi Islam tahun 1979.
Baca Juga: Fasilitas Militer Iran Diserang Drone, Teheran Tuding Israel Jadi Dalang dan Ancam Balas Menyerang
Namun, ketidakpuasan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di tengah gelombang protes nasional terkait masalah ekonomi, politik, dan hak sipil di Iran.
Iran saat ini sedang berjuang menghadapi keruntuhan mata uang negara, rial, dan ketidakpastian atas hubungannya dengan dunia luar setelah kegagalan kesepakatan nuklir Tehran dengan negara-negara besar dunia pada tahun 2015.
Beberapa orang mengkritik subsidi yang diberikan kepada para cendekiawan agama, meskipun hanya kurang dari 10 persen dari 200.000 cendekiawan Iran yang memiliki jabatan resmi di pemerintahan dan banyak mahasiswa seminari yang bekerja sebagai buruh atau sopir taksi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam kerusuhan terbaru di Iran, para pengunjuk rasa juga mengincar cendekiawan agama, dengan beberapa video online yang menunjukkan para pengunjuk rasa muda yang berlari mendekati para cendekiawan di jalan dan melepas serban mereka, sebagai tanda status mereka.
Para mahasiswa seminari termasuk di antara mereka yang tewas saat bertugas di pasukan sukarelawan Basij Garda Revolusi paramiliter selama demonstrasi, demikian pemerintah mengatakan.
Namun, Soleimani adalah cendekiawan agama paling senior yang tewas dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan April 2022, seorang warga negara Uzbekistan menusuk dua cendekiawan hingga tewas di Mashhad di makam Imam Reza.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.