Kompas TV internasional kompas dunia

Untuk Pertama Kali, ASEAN Sepakat Latihan Militer Bersama di Laut Natuna Utara Indonesia

Kompas.tv - 8 Juni 2023, 21:31 WIB
untuk-pertama-kali-asean-sepakat-latihan-militer-bersama-di-laut-natuna-utara-indonesia
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. Panglima angkatan bersenjata seluruh negara ASEAN, kecuali Myanmar, memutuskan akan mengadakan latihan militer bersama untuk pertama kalinya. Latihan bersama itu akan digelar di Laut Natuna Utara, demikian diumumkan oleh Indonesia selaku ketua ASEAN, Kamis (86/2023). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima angkatan bersenjata seluruh negara ASEAN, kecuali Myanmar, memutuskan akan mengadakan latihan militer bersama untuk pertama kalinya. Rencananya latihan bersama itu akan digelar di Laut Natuna Utara.

Demikian diumumkan oleh Indonesia selaku ketua ASEAN, seperti laporan Antara dan Straits Times, Kamis (8/6/2023).

Latihan ini dipandang merupakan upaya kerja sama keamanan multilateral di tengah meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian di kawasan tersebut.

Keputusan ini diambil dalam pertemuan panglima angkatan bersenjata negara-negara anggota ASEAN yang digelar di Indonesia pada hari Kamis (8/6/2023). Latihan ini akan diadakan di Laut Natuna Utara, wilayah paling selatan dari Laut China Selatan.

Para kepala militer dari negara-negara anggota ASEAN telah sepakat untuk melaksanakan latihan militer bersama di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Hal ini diumumkan oleh Panglima TNI Laksamana Madya Yudo Margono, Rabu (7/6/2023).

Ini adalah latihan militer bersama pertama yang dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN secara bersama, tambahnya.

"Di waktu yang akan datang, kita akan melaksanakan latihan militer bersama di Laut Natuna Utara, yang akan dinamakan Latihan Solidaritas ASEAN (ENatuna) atau Asec01N," ungkap Margono setelah Pertemuan Panglima Angkata Bersenjata anggota ASEAN ACDFM di Nusa Dua, Bali.

Baca Juga: TNI Angkatan Laut Gelar Latihan Bersama 36 Negara

KRI Usman Harun melintasi Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulaun Riau, Rabu (15/5/2020). Panglima angkatan bersenjata seluruh negara ASEAN kecuali Myanmar memutuskan akan mengadakan latihan militer bersama untuk pertama kalinya. Latihan bersama itu akan digelar di Laut Natuna Utara. (Sumber: Kompas/Muhammad Ikhsan Mahar)

Menurut Laksamana Yudo Margono, 11 panglima militer ASEAN, termasuk Timor Leste, sepakat menjadwalkan latihan militer bersama ini yang rencananya dilaksanakan bulan September tahun ini.

Latihan ini akan berfokus pada keamanan maritim dan penyelamatan SAR, serta pelayanan sosial di wilayah Natuna. Seluruh angkatan bersenjata ASEAN, baik dari angkatan darat, angkatan laut, maupun angkatan udara, akan terlibat dalam latihan ini.

Dengan dilaksanakannya latihan militer bersama ini, Margono berharap ASEAN akan menjadi lebih terkoordinasi dan kuat dalam menjaga stabilitas kawasan.

Pertemuan Panglima Militer ASEAN ke-20 di Bali dihadiri oleh seluruh panglima dari negara-negara anggota ASEAN, kecuali Myanmar yang diwakili oleh Atase Pertahanan Myanmar untuk Indonesia, Brigadir Jenderal Phyo Zaw Soe DA.

ASEAN mengeluarkan Myanmar dari partisipasi dalam pertemuan-pertemuan regional sebagai bentuk protes atas kegagalan junta militer Myanmar mengakhiri kekerasan di negara tersebut.

Laut China Selatan, yang menjadi jalur lalu lintas perdagangan kapal senilai sekitar USD3,5 triliun setiap tahun, sering mengalami ketegangan akibat klaim wilayah yang ditegaskan oleh China dengan menempatkan banyak kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan hingga jarak 1.500 km dari garis pantainya.

Baca Juga: Hebatnya Indonesia, Bikin AL AS dan China Latihan Bareng di Komodo 2023 walau Tak Akur

Potret KRI Sultan Hasanuddin-366 Gelar Latihan Bersama Kapal Perang Turki di Laut Mediterania, Kamis (06/08/2020). Panglima angkatan bersenjata seluruh negara ASEAN kecuali Myanmar memutuskan akan mengadakan latihan militer bersama untuk pertama kalinya. (Sumber: KBRI ANKARA)

China mengeklaim kedaulatan wilayah ini berdasarkan "garis sembilan titik" yang luas, namun pada tahun 2016 pengadilan arbitrase internasional memutuskan klaim tersebut tidak punya dasar hukum.

ASEAN lama mendorong penyelesaian perjanjian kode etik maritim dengan China, dan beberapa negara anggota ASEAN baru-baru ini mengalami insiden dengan China.

Vietnam mengkritik pengiriman kapal penelitian China di dekat blok-blok gas di Zona Ekonomi Eksklusif Vietnam, sementara China dituduh mengirim milisi maritim yang diduga ke perairan di mana angkatan laut India dan negara-negara ASEAN mengadakan latihan bersama.

Filipina mengecam penjaga pantai China atas "manuver berbahaya" dan "taktik agresif" serta berencana untuk melaksanakan patroli bersama dengan Amerika Serikat. Selain itu, mereka juga telah mengadakan latihan penjaga pantai bersama dengan Jepang minggu ini.

China menyatakan penjaga pantainya menjalankan operasi rutin di wilayah yang merupakan wilayah kedaulatan China.

 




Sumber : Antara / Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x