Kompas TV internasional kompas dunia

Indonesia Pindahkan Lokasi Latihan Militer ASEAN dari Laut Natuna Utara ke Selatan, Ada Apa?

Kompas.tv - 23 Juni 2023, 00:00 WIB
indonesia-pindahkan-lokasi-latihan-militer-asean-dari-laut-natuna-utara-ke-selatan-ada-apa
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono bersama petinggi militer negara-negara ASEAN. ASEAN melanjutkan rencana latihan angkatan laut bersama pada bulan September namun dengan perubahan lokasi, sebelumnya latihan angkatan laut ASEAN akan dilaksanakan di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan, sekarang akan dilakukan di Laut Natuna Selatan. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - ASEAN melanjutkan rencana latihan angkatan laut bersama pada bulan September namun dengan perubahan lokasi. Sebelumnya latihan angkatan laut ASEAN akan dilaksanakan di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan, namun berubah lokasi di Laut Natuna Selatan.

Latihan militer ini adalah yang pertama kali diadakan secara mandiri oleh ASEAN. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Julius Widjojono mengatakan, latihan akan dipindahkan dari jalur air strategis dari Laut Natuna Utara ke Laut Natuna Selatan di perairan Indonesia.

"Latihan ini tidak difokuskan pada pertempuran, jadi paling cocok dengan wilayah selatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat," kata Laksamana Muda Julius Widjojono seperti dikutip dari The Diplomat, Kamis (22/6/2023).

Julius menambahkan, latihan ini juga akan diadakan di dalam dan sekitar Pulau Batam di ujung pintu Selat Malaka pada 18-25 September tahun ini.

Indonesia yang memimpin ASEAN tahun ini mengatakan keputusan pemindahan lokasi tersebut merupakan keputusan independen dan tidak ada intervensi dari negara lain.

Latihan ini direncanakan dan akan dilaksanakan pada saat beberapa negara merespons lebih kuat terhadap penegasan China yang semakin meningkat di wilayah tersebut.

Baca Juga: Untuk Pertama Kali, ASEAN Sepakat Latihan Militer Bersama di Laut Natuna Utara Indonesia

Kapal penanggulangan ranjau Angkatan Laut Republik Singapura RSS Punggol dan RSS Bedok (kiri dan kanan) dan MCMV TNI-AL KRI Pulau Rupat dan Pulau Rengat (depan dan belakang tengah). ASEAN melanjutkan rencana latihan angkatan laut bersama pada bulan September namun dengan perubahan lokasi, sebelumnya latihan angkatan laut ASEAN akan dilaksanakan di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan, sekarang akan dilakukan di Laut Natuna Selatan. (Sumber: TNI AL)

Seperti laporan Associated Press, Selasa (20/6/2023), ASEAN mengadakan konferensi perencanaan awal untuk latihan bersama tersebut, yang akan dilaksanakan pada 18-25 September di dekat wilayah sengketa Laut China Selatan, meskipun ada keraguan dari Kamboja.

China mengeklaim sebagian besar Laut China Selatan berada dalam "garis sembilan titik"-nya, yang digunakan untuk membatasi apa yang dianggapnya sebagai perbatasan maritimnya.

Hal itu membawa China ke dalam ketegangan dengan negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Filipina, dengan kapal-kapal penangkap ikan dan kapal militer China yang semakin agresif di perairan sengketa tersebut.

Panglima TNI Laksamana Muda Yudo Margono awalnya mengatakan latihan tersebut akan dilakukan di area Laut China Selatan yang Indonesia ganti nama menjadi Laut Natuna Utara tahun 2017 untuk menegaskan klaim wilayah tersebut bagian dari zona ekonomi eksklusif Indonesia.

Wilayah tersebut ditengarai kaya sumber daya alam seperti gas alam bawah laut.

Demikian pula, Filipina juga memberi nama bagian dari perairan yang dianggapnya sebagai perairan wilayahnya menjadi Laut Filipina Barat.

Baca Juga: Hebatnya Indonesia, Bikin AL AS dan China Latihan Bareng di Komodo 2023 walau Tak Akur

Kapal RS TNI AL KRI Dr Soeharso. ASEAN melanjutkan rencana latihan angkatan laut bersama pada bulan September namun dengan perubahan lokasi, sebelumnya latihan angkatan laut ASEAN akan dilaksanakan di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan, sekarang akan dilakukan di Laut Natuna Selatan. (Sumber: AP Photo/Achmad Ibrahim)

Anggota ASEAN seperti Kamboja dan Myanmar, yang menjalin hubungan erat dengan China, menolak untuk ikut serta dalam konferensi perencanaan tersebut, menurut TNI seperti dikutip Associated Press.

Setelah Indonesia awal bulan ini mengumumkan rencana latihan usai pertemuan pejabat pertahanan di Bali, Kamboja membantah ada keputusan apa pun yang telah diambil, dengan mengeluarkan pernyataan mereka diminta untuk bergabung dalam latihan militer dan sedang membentuk kelompok kerja untuk mempelajarinya.

China sebelumnya menjelaskan kehadirannya di perairan sengketa berdasarkan apa yang dikatakannya sebagai "hak nelayan tradisional" mereka.

Kapal-kapal China juga secara rutin melakukan patroli di sekitar Pulau Kalimantan dan dekat dengan James Shoal, di timur Kepulauan Natuna, yang merupakan klaim teritorial China paling selatan dan juga diklaim oleh Malaysia.

Dalam satu insiden yang mendapat perhatian luas, pada 6 Februari, kapal penjaga pantai China menyerang kapal patroli Filipina dengan laser militer di dekat terumbu karang yang disengketakan, sementara sementara beberapa anggota kru terpantul cahaya laser tersebut dan membutakan sementara, hal itu mendorong Manila untuk meningkatkan patroli di perairan sengketa tersebut.

Negara-negara ASEAN sebelumnya pernah berpartisipasi dalam latihan angkatan laut dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat dan China, tetapi latihan pada bulan September ini akan menjadi yang pertama melibatkan hanya blok ASEAN dan banyak dianggap sebagai sinyal kepada China.

 




Sumber : Associated Press / The Diplomat / Radio Free Asia


BERITA LAINNYA



Close Ads x