Kompas TV internasional kompas dunia

Massa di Spanyol Unjuk Rasa Anti Israel, Tuntut Genosida Warga Sipil di Gaza Dihentikan

Kompas.tv - 21 Januari 2024, 15:59 WIB
massa-di-spanyol-unjuk-rasa-anti-israel-tuntut-genosida-warga-sipil-di-gaza-dihentikan
Ratusan ribu warga Spanyol hari Sabtu, (20/1/2024) melakukan protes dan unjuk rasa di seluruh negeri menentang serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, menyalahkan AS dan Uni Eropa atas dukungan bagi serangan tersebut, mendesak Madrid berhenti mendukung Israel serta mengambil langkah konkret gencatan senjata segera dan tanpa syarat untuk menghentikan genosida. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Deni Muliya

MADRID, KOMPAS.TV - Ratusan ribu massa di Spanyol melakukan protes dan unjuk rasa di seluruh negeri menentang serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, pada Sabtu, (20/1/2024).

Massa menyalahkan AS dan Uni Eropa atas dukungan bagi serangan tersebut, dan mendesak Madrid berhenti mendukung Israel serta mengambil langkah konkret gencatan senjata segera serta tanpa syarat untuk menghentikan genosida.

Mengikuti seruan Jaringan Solidaritas Melawan Pendudukan Palestina (RESCOP), sebuah konglomerat lebih dari 100 organisasi masyarakat sipil di Spanyol, warga menggelar unjuk rasa anti-Israel di lebih dari 90 provinsi dan distrik.

Yang terbesar di ibu kota Madrid, di mana diperkirakan lebih dari 50.000 orang berpartisipasi sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Pemerintah Spanyol ditekan untuk memutus semua hubungan politik, ekonomi, budaya, dan olahraga dengan Israel.

Termasuk mengambil langkah konkret untuk gencatan senjata segera dan tanpa syarat untuk menghentikan genosida.

Unjuk rasa di ibu kota Spanyol, Madrid itu adalah yang terbesar sejak serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza.

Baik masyarakat sipil maupun pemimpin partai politik sayap kiri mendesak masyarakat internasional untuk mengakhiri genosida di Palestina.

Warga Madrid berkumpul di pusat kota, membawa bendera Palestina dan spanduk bertuliskan "Boikot Israel," "Netahyahu Pembunuh," "Selamatkan Palestina," "Keadilan," dan "Israel menyerang, AS dan Uni Eropa mendukung."

Unjuk rasa atau demonstrasi ini, yang juga didukung beberapa anggota parlemen partai politik sayap kiri, memimpin satu menit mengheningkan cipta untuk mereka yang kehilangan nyawa dibunuh serangan Israel di Gaza.

Baca Juga: Tel Aviv Memanas! Demonstrasi Memuncak usai Tentara Israel Bunuh Tiga Warganya di Gaza

Sebelum puncak damai dari unjuk rasa, para pemimpin mendesak pemerintah Spanyol untuk memutus semua hubungan politik, ekonomi, budaya, dan olahraga dengan Israel serta mengambil langkah konkret untuk gencatan senjata segera dan tanpa syarat untuk menghentikan genosida.

Ione Belarra, pemimpin Partai Podemos, yang mendukung pemerintahan koalisi kiri Spanyol saat ini dari luar mengatakan kepada Anadolu, mereka lebih khawatir daripada sebelumnya.

Dia mengatakan, pemerintah hampir membawa Spanyol berperang melawan Yaman untuk melindungi negara Israel yang melakukan genosida.

"Kami menuntut langkah-langkah konkret untuk menghentikan genosida ini. Kami sangat khawatir. Spanyol seharusnya mendukung permohonan kasus genosida Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional baik secara hukum maupun di hadapan rakyatnya," ujarnya.

Pepe Roldan, warga Spanyol yang ikut dalam unjuk rasa mengatakan kepada Anadolu, mereka menyaksikan genosida yang mempengaruhi moral mereka.

"Ini luar biasa bahwa pemerintah, AS, dan negara lain tidak melakukan apa-apa terhadap horor yang terus berlangsung setiap hari," katanya.

Aida Rodrigez, peserta lain dalam unjuk rasa di Madrid mengatakan, tidak ada manusia yang dapat merestui genosida dan pembantaian ini, 'Kami tidak bisa lagi bungkam," imbuhnya,

"Karena itu kita di sini. Sebenarnya, barbarisme ini sudah jauh lebih lama dalam sejarah. Menyerang rumah sakit dan warga sipil adalah barbarisme, dan siapa pun yang mengatakan saya manusia tidak bisa diam," katanya, menegaskan.




Sumber : Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x