Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Usulkan Jeda Pertempuran 2 Bulan dan Pertukaran Tahanan kepada Hamas

Kompas.tv - 23 Januari 2024, 21:51 WIB
israel-usulkan-jeda-pertempuran-2-bulan-dan-pertukaran-tahanan-kepada-hamas
Seorang pengunjuk rasa mengenakan baju bergambar wajah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan jejak telapak tangan berwarna merah di Tel Aviv, Sabtu (20/1/2024). Israel dilaporkan mengusulkan jeda pertempuran selama hingga dua bulan sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan semua orang yang ditahan Hamas di Gaza. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra
Seorang pengunjuk rasa mengenakan baju bergambar wajah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan jejak telapak tangan berwarna merah di Tel Aviv, Sabtu (20/1/2024). Israel dilaporkan mengusulkan jeda pertempuran selama hingga dua bulan sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan semua orang yang ditahan Hamas di Gaza. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Israel dilaporkan mengusulkan jeda pertempuran selama hingga dua bulan sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan semua orang yang ditahan Hamas di Gaza. Usulan itu tidak mencakup janji untuk mengakhiri perang atau gencatan senjata permanen.

Usulan tersebut dilaporkan diajukan kepada Hamas melalui perantara Qatar dan Mesir.

Meski tidak mencakup kesepakatan mengakhiri serangan atau gencatan senjata permanen, usulan jeda pertempuran tersebut menjadi yang terpanjang yang ditawarkan Israel kepada Hamas sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023.

Dilaporkan Axios, Senin (22/1/2024), lebih dari 130 orang yang dibawa Hamas dari Israel pada 7 Oktober lalu, masih berada dalam tahanan di Gaza.

Para pejabat Israel menyatakan puluhan dari mereka telah meninggal pada 7 Oktober atau dalam beberapa minggu setelahnya.

Hamas sebelumnya mengatakan mereka yang ditahan itu akan ditukar dengan ribuan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, yang ditahan Israel.

Brett McGurk, penasihat Presiden Amerika Serikat Joe Biden, melakukan perjalanan ke Mesir pada Minggu (21/1/2024), dan akan melanjutkan perjalanannya ke Qatar untuk perundingan yang bertujuan membuat kemajuan dalam pembebasan orang-orang yang ditahan oleh Hamas.

Para mediator Qatar dan Mesir telah berupaya selama berminggu-minggu untuk menyatukan kesenjangan antara pihak-pihak yang terlibat agar bisa mencapai kesepakatan.

Pejabat AS mengatakan kepada Axios bahwa kesepakatan semacam itu mungkin menjadi satu-satunya jalan yang bisa membawa pada gencatan senjata di Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Di balik layar, dua pejabat Israel mengatakan kabinet perang Israel menyetujui pada sepuluh hari yang lalu mengenai parameter usulan baru untuk kesepakatan pertukaran tahanan.

Parameter itu berbeda dari aspek-aspek kesepakatan sebelumnya yang ditolak oleh Hamas dan lebih maju dibandingkan dengan usulan Israel sebelumnya.

Pejabat Israel menyatakan mereka sedang menunggu tanggapan dari Hamas tetapi menekankan bahwa mereka optimistis namun tetap hati-hati tentang kemampuan mereka untuk membuat kemajuan dalam beberapa hari ke depan.

Menurut usulan tersebut, kesepakatan akan mencakup pelepasan semua tahanan yang masih hidup dan pengembalian jenazah tahanan yang sudah meninggal dalam beberapa tahap.



Sumber : Axios



BERITA LAINNYA



Close Ads x