Kompas TV internasional kompas dunia

Pemilu Indonesia 2024 Disebut Akan Pengaruhi Persaingan AS dan China, Ini Penyebabnya

Kompas.tv - 14 Februari 2024, 08:23 WIB
pemilu-indonesia-2024-disebut-akan-pengaruhi-persaingan-as-dan-china-ini-penyebabnya
Seorang petugas KPPS membawa logistik Pemilu 2024 dari Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Yogyakarta ke TPS, Selasa (13/2/2024) sore. (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil Pemilu Indonesia 2024 dinilai akan memiliki pengaruh besar terhadap persaingan Amerika Serikat (AS) dan China di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia menggelar pemungutan suara Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024). Pesta demokrasi kali ini yang salah satunya memilih presiden dan wakil presiden, diikuti tiga pasangan kandidat.

Dilansir Associated Press, Selasa (13/2/2024), Indonesia merupakan kunci pertempuran ekonomi dan politik di mana kekuatan-kekuatan global telah lama berselisih mengenai Taiwan, hak asasi manusia, penempatan militer AS, dan tindakan agresif China di Laut China Selatan.

Baca Juga: Pemilu Indonesia Jadi Sorotan Media Asing, Disebut sebagai Salah Satu Pemilu Terbesar di Dunia

Media tersebut menulis Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat kebijakan luar negerinya selama ini berusaha menghindari kritik dari AS dan China, namun juga menolak berpihak kepada salah satu kekuatan tersebut.

Tindakan penyeimbangan yang rumit ini dinilai telah membuka jalan bagi hubungan perdagangan dan investasi yang besar dari China ke Indonesia.

Itu termasuk proyek kereta api berkecepatan tinggi senilai USD7,3 miliar atau setara Rp114 triliun, yang sebagian besar didanai oleh China.

Sementara, kata Associated Press, Jakarta juga meningkatkan hubungan pertahanan dan latihan militer dengan AS.

Kebijakan ini diyakini akan berlanjut jika Prabowo Subianto, yang bersanding dengan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi, akan memenangi Pemilu 2024.

“Masalah bagi kekuatan besar, adalah bahwa Jakarta sangat non-blok, dan hampir pasti akan tetap seperti itu terlepas dari siapa yang menang,” kata Derek Grossman, analis pertahanan senior dari lembaga pemikir AS, Rand Corp.

Adapun mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa berharap pemimpin baru yang terpilih tak hanya akan mengatakan “Kita tak akan memilih pihak.”

Ia juga ingin agar pemimpin Indonesia yang baru akan membantu menciptakan hubungan AS-China menjadi lebih stabil.



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x