Kompas TV internasional kompas dunia

Mencekam Jelang Ramadan, Israel Kerahkan Lebih Banyak Polisi di Masjid Al-Aqsa

Kompas.tv - 11 Maret 2024, 16:06 WIB
mencekam-jelang-ramadan-israel-kerahkan-lebih-banyak-polisi-di-masjid-al-aqsa
Polisi Israel dikerahkan di Kota Tua Yerusalem, Minggu, 17 April 2022.(Sumber: Associated Press)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel mengerahkan lebih banyak polisi di sekitar kompleks Masji Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Masjid paling bersejarah bagi umat Islam di Palestina. 

Hal ini jelas membuat situasi Masjid Al-Aqsa semakin mencekam jelang Ramadan.

Pengerahan polisi Israel dilakukan Minggu (10/3/2024), setelah ribuan Muslim Palestina bersiap untuk melakukan Tarawih.

Baca Juga: Arab Saudi, Palestina, hingga Jerman Mulai Puasa Ramadan 2024 Hari Ini

Dikutip Middle East Monitor, stasiun TV Israel, Channel 12 melaporkan bahwa pengerahan lebih banyak polisi Israel itu karena adanya kekhawatiran akan peningkatan keamanan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat selama Ramadan.

Pesan teks dikirim ke setiap ponsel warga Yerusalem, memperingatkan untuk tak terlibat dalam setiap kerusuhan.

Selebaran juga didistribusikan di sebelah timut dari Yerusalem Timur.

Isinya adalah memperingatkan warga untuk tak terlibat kekerasan selama Ramadan.

Masjid Al-Aqsa sendiri merupakan tempat suci ketiga bagi umat Muslim.

Umat Yahudi menyebut area tersebut sebagai Bukit Bait Suci, dan mengatakan ada dua kuil Yahudi dari masa lalu.


 

Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Masjid Al-Aqsa berada dalam perang Arab-Israel 1967.

Mereka menganeksasi seluruh kota itu pada 1980, sebuah langkah yang tak diakui oleh komunitas internasional.

Baca Juga: Joe Biden Ucapkan Selamat Puasa Ramadan 2024, Beri Pernyataan terkait Gencatan Senjata di Gaza

Keadaan di Yerusalem memang semakin panas, khusunya setelah perang yang terjadi di Gaza.

Penyerangan Israel ke Gaza, sejak 7 Oktober 2024, dengan dalih menghancurkan Hamas telah membuat lebih dari 31.000 warga sipil Palestina terbunuh.

Sebagian besar dari korban adalah perempuan dan anak-anak.



Sumber : Middle East Monitor



BERITA LAINNYA



Close Ads x